#3 Menuju Turki




Dari KLIA 1 ini, perjalanan menuju Turki kami lanjutkan dengan menggunakan Saudia Airlines tipe Airbus 330. Dari gate keberangkatan menuju tempat pesawat terparkir ternyata lumayan jauh. Sehingga kami diantar oleh kereta cepat tanpa awak.

Pesawat berbadan lebar ini ternyata full fasilitas. Di samping tv di setiap kursi penumpang, ternyata ada colokan hp untuk mencharge. Dan...free wifi. Tanpa pasword lagi. Meskipun internetannya terbatas hanya buat wa. Itupun hanya chat tanpa bisa kirim gambar. Lumayan lah...
Teknologi makin maju ya? Dulu, boro-boro make hp di pesawat. Yang ada hp harus mati. Karena dikhawatirkan sinyal hp mengganggu sinyal penerbangan sehingga dapat menyebabkan kecelakaan pesawat. Tapi sekarang malah dipersilahkan dan disediakan fasilitasnya.
Dan sepertinya, internet itu sudah menjadi kebutuhan dasar saat ini. Di Malaysia ini, sepertinya semua fasilitas publik tersedia wifi gratis. Baik di bandara yang umatnya jutaan, kereta, bus, hotel semuanya menyediakan fasilitas wifi gratis. No pasword. Wifinya juga bukan yg ecek-ecek yang lemot. Semuanya dengan kecepatan yang cukup tinggi. Tak ada istilah sinyal lemot di sini.
Di samping fasilitas internet, Saudia Airlines sepertinya benar-benar memanjakan penumpangnya. Pramugara dan pramugarinya rajin sekali wara wiri menghantarkan sesuatu kepada penumpang.
Bayangkan, baru duduk, mereka sudah datang memberi handuk panas dengan wangi mint buat mengelap muka. Kemudian datang lagi memberi air mineral. Tak lama datang lagi memberi earphone buat mendengarkan tv. Terus datang lagi memberi perlengkapan kebersihan seperti sikat gigi dan odol, kaos kaki, tutup telinga dan lain-lain. Terus datang lagi membawa pilihan menu makan. Kemudian datang lagi nawarin aneka jus. Kemudian datang lagi, nganterin makanan.
Makan tengah malam (supper), jam 1 dinihari. Lengkap dengan buah dan puding serta roti plus butter.
Belum juga makan habis, datang lagi dengan dessert brownies ber-vla.
Sir, how can I sleep if you come, again and again? Terjemahan bebas: mas, saya mau tidur nih...😂😂
Akhirnya saya tertidur sekitar jam 2-an.
Ketika terbangun, di meja sudah ada 2 snack. Jam sudah menunjukkan pukul 6.32. Waah...sudah lewat subuh nih. Subuh di Malaysia jam 6. Buru-buru saya bangunkan Muthi dan Alyssa untuk sholat subuh.
Tapi Muthi gak yakin kalau sudah masuk subuh. Karena di luar masih gelap. Hitam pekat. Ketika pramugari datang membawa makanan paket komplit dengan salad dan puding (saya pikir ini sarapan karena hari sudah pagi), Muthi bertanya tentang sholat Subuh.
Ternyata si pramugari menjawab, "Subuh nanti di Jeddah ketika pesawat sudah landing".
"Sekarang jam berapa?"
"Baru jam 1.48", sambil melirik arloji di tangannya.
Wow.... Sudah 5 jam kami di udara, ternyata kami hanya berputar-putar di jam yg sama, jam 1 dinihari, versi negara masing2. Tadi di atas langit Malaysia. Sekarang di atas langit Saudi Arabia. Dan sekarang kami harus supper lagi. Luar biasa. 😍😍
Oh ya, perjalanan kami ini tidak langsung ke Istanbul. Tapi transit dulu di Jeddah. Perjalanan dari Malaysia menuju Jeddah memakan waktu 8 jam 13 menit. Dengan ketinggian maksimum 11.582 m dan kecepatan tercepat 987 km/jam. Suhu udara di luar pesawat -50°C.
Info ini saya contek dara layar televisi di depan kursi saya. Yaa... kali nanya ke pak pilot. Yang ada kena semprot pak pilot karena mengganggu. 😁😁
Kami sampai di bandara King Abdul Aziz Jeddah jam 03.18. Kami akan menunggu di sini selama 6 jam. Tanpa ngapa-ngapain.
Sebenarnya kami ingin melihat akuarium raksasa di bandara King Abdul Aziz yang baru diresmikan bulan agustus yang lalu. Akuarium ini tingginya 14 m, diameter 10 m dan kapasitas air 1 juta liter. Dengan koleksi sekitar 2000 ikan termasuk ikan hiu.
Tapi sayang sekali, akuarium itu berada di terminal 1 KAIA Jeddah. Tak terhubung dengan kami di area transit. Semoga nanti ketika umroh, kami berkesempatan melihat aquarium terbesar di dunia itu.
Selesai sholat Subuh jam 6.23 waktu Saudi, kami hendak mencari sarapan. Ternyata, kebijakan tak membawa uang mata asing sama sekali adalah kebijakan yang kurang bijak, geesss.😅😅
Kami tak melihat di ruang transit ini mesin ATM. Sehingga ketika waktu sarapan pagi tiba, kami tak memiliki uang Riyal sepeserpun untuk membeli sarapan pagi.
Untung kami membawa beberapa camilan seperti brownies, roti, dan biskuit. Tapi ketika si bungsu kepingin donat, kami tak bisa membelikannya.😢😢
Pesawat take off lagi menuju Istanbul jam 10.14. Masih dengan maskapai yang sama, Saudia Airlines. Perjalanan Jeddah - Istanbul memakan waktu 3 jam lebih.
Kami mendarat di bandara Istanbul International, Turki, pukul 13.40. Alhamdulillah wa syukurilah. Tak ada perbedaan waktu antara Arab Saudi dengan Turki.
Ketika kami keluar dr pesawat di Jeddah, kami langsung di sambut udara dingin dg suhu 19°C. Tapi begitu kelur bandara, kami langsung disambut oleh udara dengan suhu 8°C. Begitu bicara, mulut langsung berasap.
Anak-anak langsung excited. Mencoba berbicara apa saja. Sedangkan emak-emak langsung obrak abrik koper cari jaket musim dingin, sarung tangan, syal maupun kupluk. Masing-masing heboh dalam koridor masing-masing.
Maafkan.... Mr. Erdogan. Anak-anak kampung lagi ke kota. 😂😂
Bus, kapan engkau datang? Keburu beku nih.....

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

Powered by Blogger.