Sudah lama saya g belanja ke sebuah hypermart di mall. Tadi terpaksa ke sana karena butuh jamur enoki, juga stok gula batu dan saos sukiyaki habis.
Ketika si uncu minta ikut, saya menolak. Lagi social distance. Di rumah aja.
"Mau dibeliian apa? Nanti biar ibu beliin. Mau es krim?"
"Enggak. Sereal aja ama susu putih."
"Oke...."
Alhamdulillah semua kebutuhan sdh didapat. Tapi emang dasar emak-emak, niat beli A, B tapi yang kebeli A, B, C, D, E, F, G dll. Mungkin karena pengunjung mall memang agak sepi karena efek covit, jadinya banyak banget barang yang diskon. Liat rak kiri, diskon. Rak kanan, diskon. Depan, diskon. Belakang, diskon. Benar2 bikin kalap.
Karena waktu masih sisa, saya pergi ke bagian baju laki-laki. Saya lihat ada kemeja warna biru. Kalau si bujang make, kayaknya bakal tambah ganteng.
Harganya Rp 359.000,- diskon 40%. Lumayanlah. Emakpun mulai nyari size yg cocok.
Tiba-tiba pramuniaga datang dan berkata,
"Di sana ada yang diskon bu. Dari harga Rp 100.000,- jd Rp 80.000,-."
Oooohh... God. Ternyata saya bertampang misqueen. Dikira g sanggup membayar kemeja seharga segitu.
Ketika saya melongo sambil membayangkan gimana tampang saya di mata dia, dia mengulang lagi dengan nada yg gimana...gitu.
"Di sana bu. Diskon dari Rp 100.000,- jadi Rp 80.000,-"
Langsung hilang semangat belanja saya. G jadi beli kemeja tadi. Sambil senyum saya bilang, "Baik mba. Nanti saya ke sana."
Cobaaa....seandainya dia berkata, "Di sana ada yang bagus bu. Bahannya adem".
Begitu didatangi, ternyata harganya Rp 800.000,-. Mungkin saya ngacir ke kemeja seharga Rp 80.000,- itu.
Attitude buruk sangat berpotensi menghilangkan kesempatan.
Karawang, 20 Maret 2020
0 comments:
Post a Comment