Rejeki Ultah




Alhamdulillah....

Rejeki memang tak kemana 😅


HP OPPO ku sdh berumur hampir 4 th.

Performa sudah mulai menurun.

Ingin ganti dengan si apel kroak.

Tapi saya tak pernah minta ke si ayah. 


Bahkan HP OPPO ku ini pun hadiah si gadis. Ketika itu dia baru pulang dari pertukaran pelajar ke Singapura dan membawa angpau yg lumayan dari pemerintah Indonesia dan Singapura.


Malah saya berharap dapat si apel kroak dari lomba Toyota Moment Happiness. Karena kemarin kan jadi pemenang 2 mingguan. Pemenang utama akan dipilih dari pemenang 2 mingguan. Parah yaaa...saya 😁


Tetapi Allah tak membiarkan saya menunggu selama itu.


Di hari istimewa tadi, saya mendapat hadiah si apel kroak dari si ayah yg berkolaborasi dg anak2. Mereka tau aja apa yg saya idamkan. Masya Allah.❤️❤️


Biasanya menjelang saya ultah, saya suka melihat mereka bisik-bisik berunding. Dan saya pura2 tak tau. Tapi sekarang senyap sekali. Rapi sekali kejutan mereka. 😁


Luv-luv kalian semua. 😍😍

Semoga kita semua berkumpul di JannahNya.

Tak Semudah Yang Dibayangkan




Ketika Olimpiade Tokyo dimulai, saya bertanya kepada si bungsu Alyssa.


"Cha, tau g, reward dari pemerintah untuk atlet yg dapat medali?"


"Enggak", jawabnya.


"Medali emas dapat 5 milyar, perak 3 milyar dan perunggu 1 milyar", kataku.


Matanya membulat.


Tiba-tiba dengan wajah khawatir dia berkata, 

"Duuh...Icha gimana bu? Sejak pandemi ini kurang latihan." 


Saya heran.


"Emang Icha mau ikut olimpiade?"


"Iya," jawabnya penuh harap.


Ngoahahaaa...... 🤣🤣🤣🤣


Saya langsung terpingkal-pingkal.


Ternyata dia pikir, ikut olimpiade itu sama dengan ikut lomba yg diadakan oleh pihak swasta di Indonesia. Daftar, bayar uang pendaftaran, terus ikut lomba deh... 😁😁


Padahal, ikut lomba yg diadakan oleh pemerintah saja, g bisa sembarangan ikut, kalau g ada yg mengajukan kita, seperti sekolah atau daerah.


Apalagi, ikut event dunia. Seleksinya amat ketat. Sekalipun sdh jadi atlet nasional, dan didaftarkan oleh negara, klu g lolos seleksi olimpiade, ya g bakal bisa bertanding di olimpiade. 


Keluguannya benar-benar menghibur hatiku 😁


Tapi meskipun saya tertawa terpingkal-ping Karl, dia tidak marah. Karena dia senang jadi tau alur suatu pertandingan.


Sekarang latihan yg rajin aja ya nak? Niatkan sehat, dapat pahala (karena mengamalkan olahraga yg disunnahkan Rasulullah), dan mendapat manfaat dari olah raga ini seperti latihan sabar, dan fokus. 


Kalau berprestasi, itu reward dari Allah

👍👍👍

The founder Sekolah Alan di Indonesia



Innalillahi wa inna ilaihi roji'un.

Sangat berduka atas berpulangnya tokoh inspiratif, tokoh yg turut berperan atas perubahan wajah pendidikan di Indonesia, bapak LENDONOVO. Founder Father Sekolah Alam di Indonesia.


Walau hanya pernah bertemu 2x dengan beliau, waktu seminar dan waktu mewawancarai beliau untuk majalah SAKA, tapi pertemuan itu amat berkesan. Karena banyak sekali inspirasi dan ilmu yg saya dapatkan.


Kisah hidup beliau, sangat-sangat inspiratif.


Beliau ini sewaktu kecil mengidap kelainan yang disebut ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) yg membuat beliau kesulitan dalam memusatkan perhatian, serta berperilaku impulsif dan hiperaktif. Sehingga beliau dicap sebagai anak nakal waktu kecil.


Bagaimana beliau mengatasi kelainannya ini? Beliau melakukan puasa sunnah Senin Kamis rutin sejak usia belasan tahun.


"Dengan berpuasa, saya bisa berpikir terstruktur dan berbicara terstruktur", kata beliau.


Maha suci Allah, syariatNya mengandung kebaikan yang nyata. Malulah diri ini, yg belum rutin melalukannya 😢


Kemudian dia memiliki kakak yg mengidap autisme dan bersekolah di Sekolah luar biasa. Ketika kecil mereka selalu pergi sekolah bersama. Tapi di persimpangan jalan mereka berpisah. Kakaknya ke sekolah luar biasa dan dia ke sekolah umum. Sehingga dia bertekad suatu saat nanti akan membuat sekolah dimana kakak dan adik bisa bersekolah bersama. Apapun keadaan kakak atau adik itu.


Dan berpuluh tahun kemudian, beliau mendirikan Sekolah Alam di Indonesia, sebuah sekolah inklusi, dimana kakak dan adik dapat bersekolah bersama. Sebuah sekolah yang fenomenal ketika itu. Sebuah sekolah yang sistemnya diadopsi oleh pemerintah setelah 20 tahun kemudian.


Dan ketika masih menjadi mahasiswa ITB, beliau dengan teman-temannya mendirikan TK Islam Salman yang merupakan cikal dari Sekolah Islam Terpadu di Indonesia.


Sungguh banyak sumbangsihnya terhadap dunia pendidikan Indonesia.


Dan beliau di panggil Allah dini hari tadi setelah melaksanakan sholat tahajud.


Sungguh sebuah cara 'pergi' yang indah.


Aku iri ya Allah...😢


Semoga segala kebaikan beliau menjadi amal jariyah bagi beliau dan mendapat balasan yang terbaik dari Allah SWT.

Si Covid

 



Ketika covid merebak di Indonesia, sungguh, saya tak pernah meremehkannya, pun tak pula parno. Saya dan keluarga berusaha berhati-hati dan berusaha mengikuti prokes semampu kami.


Seringkali saya selipkan do'a setelah sholat atau setelah tilawah, juga setelah sedekah subuh, agar keluarga kecil kami, keluarga besar kami, juga teman2 kami dilindungi dari wabah ini dan agar wabah ini segera diangkat dari muka bumi.


Tapi wabah ini akhirnya merajalela. Satu persatu kenalan, sahabat, keluarga besar kami terkena wabah ini. Bahkan akhirnya si bujang kami ikut terpapar.


Betapa ciutnya hatiku ketika si bujang akan dijemput dari pesantrennya dan akan isolasi mandiri di rumah. Saya baru selesai di rawat karena DBD. Kondisi belum fit. Ditambah saya comorbit. Pengidap diabetes. Dimana, saat dirawat karena DBD, gula dalam darah melonjak tajam menyentuh angka 404. Sehingga harus disuntik insulin untuk mengendalikannya.


Cari-cari rumah sakit dan hotel untuk isolasi si bujang, qadarullah, semua penuh di Karawang. Itupun lebih diutamakan buat yg bergejala berat. Sedangkan yang bergejala ringan seperti si bujang, cukup isoman di rumah.


Akhirnya, bismillah menjemput takdir. 


Si bujang diambil, dan isoman di kamarnya. Biasanya dia selalu menggunakan kamar mandi depan, sekarang dia dikhususkan memakai kamar mandi belakang. Kami semua pindah ke kamar mandi depan. Untuk makan, kami siapkan box thinwall sekali pakai buatnya. Minuman air mineral botol. Setelah pakai buang. Meminimalisir kontak dengan benda2 bekas pakainya. Dia hanya boleh keluar dari 'sarangnya' buat ke kamar mandi dan berjemur. Selebihnya, kami yang meladeninya. 


Segala vitamin dan ramuan, non stop buat dia. Muntah-muntah dah... Hahaa..canda ding.😂


Tapi yang membuat bahagia, adalah perasaan yng tak sendiri dalam menghadapi ujian ini. Saudara-saudara, teman dan tetangga sangat care. Perhatian, kiriman do'a, kiriman makanan, vitamin, kelapa muda, aneka snack, susu dan lain-lain, silih berganti datangnya. Tiba-tiba di pagar sudah tergantung aneka kresek dg berbagai macam isi. 


Masya Allah...barakallah buat semuanya.❤🙏


Belum lagi pihak puskesmas yang gercep. Menyemprot rumah kami dengan desinfektan dan pemberian vitamin buat si bujang.


Subhanallah...wabah ini memang ujian bagi kita semua. Tapi lewat ujian ini, kita yang tadinya mungkin agak cuek, tiba-tiba menjadi lebih peduli dengan tetangga, teman dll. Empati kita semua terasah. Saling bahu membahu membantu saudara, teman, tetangga, yang terkena ujian. Sebuah kepedulian yang membahagiakan.


Ya Allah, semoga kami semua lulus ujianMu ini. Sikap tak peduli kami makin terkikis. Dan empati kami makin hari makin terasah. Semoga Engkau ridho dengan usaha kami dalam memperbaiki diri. Dan semoga Engkau berkenan mengangkat pasukanMu ini dari muka bumi. Aamiin ya rabbal'alamiin.

Menjaga Kecantikan




Bukan...saya bukan hendak berbagi tips kecantikan. Karena itu bukan ranah saya. Saya bukan ahli kecantikan. Saya ibu biasa. Yang bahkan keluar rumah saja tak pernah pake lipstik, apalagi blush on, eyes shadow, maskara dan bla...bla.


Dulu, waktu masih gadis dan bekerja di sebuah perusahaan "menara gading" di Padang, wajah saya juga polosan. Tak pernah bermake up layaknya wanita pekerja. Modal saya cuma pelembab dan bedak. Itu saja selama 3,5 tahun bekerja. Padahal gaji lebih dari cukup buat itu semua.


Apalagi saya bekerja di perusahaan yang pegawainya lebih banyak laki-laki. Saya bekerja di biro Rancang Bangun Departemen Teknik.. Dimana perempuannya bisa dihitung sebelah jari dibanding laki-laki yang lebih dari 20 orang. Sehingga saya dan teman-teman perempuan merasa malu untuk berdandan. Malu menjadi eye cathing di tengah para lelaki. Apalagi waktu kuliah di jurusan teknik yang tak ada satupun perempuannya bermake up meski hanya sekedar lipstik.


Jadi seumur-umur saya tak pernah beli yang namanya blush on, maskara, eyes shadow dll. Sehingga ketika hendak pergi, saya tak pernah menghabiskan waktu untuk berdandan. Dan bahkan perawatan wajah dan tubuh ala-ala skincare pun tak paham.


Tapi sebagai perempuan, perlu dong kita menjaga kecantikan yang sudah diberikan Allah. Emang yakin, situ cantik? Ya iyalah.... Kalau saya laki-laki, tentu saya ganteng. 😁


Sebenarnya kepedulian untuk menjaga kecantikan, berdandan sesuai kebutuhan ini baru saya sadari setelah menikah. Untung sudah laku ya? 😊


Ketika itu, saya sudah memiliki 1 orang anak perempuan (qadarullah, putri tertua saya ini sudah dipanggil Allah dalam usia 2 tahun 8 bulan). Setiap saya membawa dia keluar, selalu tak ada yang menyangka dia anak saya. Karena dia berkulit putih seperti ayahnya, bermata coklat seperti ayahnya, berhidung mancung seperti ayahnya. Dan berambut coklat dg ikal besar layaknya rambut artis yang sudah diberi pewarna. Dan saya... antitesa dari itu semua. Jadi saya sering dikira bibinya, atau pengasuhnya. Sediih.....akutu.


Dan adik laki-laki saya lah yang menyuruh saya berdandan, memelihara kecantikan juga penampilan.


Dan saya perhatikan sekeliling, ada ibu-ibu yang kulitnya terawat dan banyak yang kusam. Ada yang bernampilan sederhana tapi enak dipandang. Ada yang berpenampilan mewah tapi kok sepertinya norak. Dan lain-lain. Tapi tentu saja yang berpenampilan elegan dengan wajah yang glowing tak sedikit.


Dan kesimpulannya satu. Perempuan yang senatiasa merawat diri memang lebih glowing, sehat serta sedap dipandang. Jadi perempuan memang perlu perawatan. Tak harus mahal seperti Nia Ramadhani yang sebulan bisa menghabiskan 2M. Kita mah 5 M (marebu maratus) cukuplah. Beli tomat, parut dan balurin ke muka dan badan, cukuplah. Kalau ada uang lebih boleh beli susu atau yougurt buat campuran. wkwkk...😂😂


Terus saya juga lihat, perempuan yang sedari muda sering memakai handbody lotion, tua nanti kulitnya lebih halus lebih kencang dari yang tak pernah memakai handbody lotion. 


Catat, yang g pernah pake hand body lotion sedari muda (entah karena g bisa beli atau malas), mbok ya anak gadisnya diminta memakai hand body lotion. 


Bagi yang punya anak perempuan, kita bisa melakukan perawatan bersama-sama. Entah sama-sama pergi ke salon buat potong rambut, creambath atau saling facial di rumah. 


Pernah ketika kami di Turki. Saat itu musim dingin yang suhunya kisaran 6°C sampai -5°C. Sehingga shock lah kulit kami yang dari daerah tropis ini. Kulit saya luar biasa kering. Saking keringnya, kulit muka, kalau dipakai senyum atau ketawa, jadi berkeriput parah. Tp baiknya, pipi ini jd terlihat bersemu merah. Tiba-tiba saya merasa sodaraan dengan istri Rasulullah, Aisyah si Humaira, yang pipinya selalu kemerah-merahan. Wkkwkk....😂😂


Sehingga malam ke 2 di hotel, kedua anak gadis saya sudah sibuk melakukan facial. Supaya muka mereka bisa lembab kembali. Dan seperti biasa....emak langsung tiduran nyodorin muka. Maka mukakupun di massage dan di facial oleh si gadis sulung. Nikmatnyaaa.... 

Dan nikmat mana lagi yang kau dustakan?


Perawatan bersama ini bisa ajang untuk memperkuat bonding dengan anak-anak. Karena selama melakukannya kita bisa saling bercerita dan bercanda. Serta sedikit-sedikit kita bisa menyelipkan nasehat atau visi misi hidup kepada anak.


Jadi oke ya mak... Jangan biarkan kecantikan anugrah Allah ini kita sia-siakan. Mari kita jaga dan rawat sesuai kemampuan. Curi-curi waktulah. Kalau anaknya masih balita, sekali-sekali minta bantuan kepada suami untuk menghandle anak ketika kita merawat diri.


Jadi niatkan karena Allah. Sebagai rasa syukur kepada Allah. G usah diniatkan supaya suami g direbut pelakor yang glowing di suatu tempat sana. Karena kalau diniatkan karena Allah, kita jadi suka melakuknnya dan berpahala. Tapi klu diniatkan supaya suami g direbut pelakor, bisa-bisa nanti berujung kecewa. 😀 (y) 


#curhatmakASA

Karawang, 15 Juli 2021

Manusia Langit

 #ManusiaLangit


Bismillah...

Pria yg mendesain Masjidil Harom Mekkah & Masjidil Nabawi Madinah adalah seorang insinyur dan arsitek Mesir yg lebih suka menjauh dari pusat perhatian publik, tidak diketahui banyak orang..


Ia adalah Muhammad Kamal Isma'eel (1908-2008)


Dia adalah:

Orang termuda dalam sejarah Mesir yg memperoleh ijazah sekolah menengah,


Orang termuda yg mendaftar di Royal School of Engineering dan yg menjadi wisudawan termuda,


Orang termuda dikirim ke Eropa utk mendapatkan 3 gelar doctor dalam Arsitektur Islam,


Orang termuda yg mendapatkan "Syal Nil" dan "Pangkat Besi" dari Raja Saudi Arabia.


Dia adalah insinyur pertama yg melakukan perencanaan dan implementasi proyek perluasan Masjidil Haramain (Mekkah dan Madinah).


Dia menolak menerima bayaran untuk desain teknik dan pengawasan arsitekturalnya, meskipun ada upaya dari Raja Fahd dan perusahaan Bin Laden untuk membayar berapapun yang dia tuliskan dalam selembar cek.


Ketika dia mengembalikan cek kosongnya, dia mengatakan kepada Bakar Bin Ladan: "Mengapa saya harus menerima uang (untuk pekerjaan saya) di 2 Masjid Suci (Mekkah & Madinah), bagaimana saya akan menghadapi Allah (pada Hari Pengadilan nanti?)."


Dia menikah pada usia 44 tahun, istrinya melahirkan seorang putra, tetapi kemudian meninggal, dan setelah itu ia tetap melajang dan mengabdikan seluruh waktunya untuk menyembah Allah sampai ia wafat.


Dia melebihi 100 tahun waktu yang dihabiskannya untuk melayani 2 Masjid Suci tersebut dan jauh dari pusat perhatian media massa, ketenaran dan uang.


Jenius ini memiliki kisah yang luar biasa mengenai marmer (karya) Masjidil Harom, karena ia ingin menutupi lantai Masjidil Harom bagi mereka yg melakukan thowaf, dan marmer khusus utk menyerap panas, dan marmer ini hanya ada di gunung kecil di Yunani.


Dia melakukan perjalanan ke Yunani dan menandatangani kontrak untuk membeli marmer dalam jumlah yg banyak untuk Masjidil Haram (marbling), yakni hampir setengah dari gunung marmer itu.


Dia menandatangani perjanjian dan kembali ke Mekah, sampai marmer putih itu tiba di Mekkah. Memulai dan mengawasi proses pemasangan marmer putih di lantai Masjidil Haram di Mekkah sampai selesai.


Setelah 15 tahun, pemerintah Saudi memintanya kembali untuk menggunakan jenis marmer yg serupa agar dipasang di Masjidil Nabawi di Madinah.


Insinyur Muhammad Kamal berkata, "Ketika Raja meminta untuk menggunakan jenis marmer yang sama untuk Masjid Nabawi, saya sangat bingung, karena hanya ada 1 tempat di bumi ini yang terdapat marmer jenis ini, yaitu Yunani, dan saya sudah membeli 1/2 dari deposit marmer yang ada di gunung tersebut."


Lantas Kamal pergi ke perusahaan yg sama di Yunani dan bertemu CEO, dan bertanya kepadanya tentang deposit marmer yg tersisa. CEO mengatakan bahwa setengah deposit marmer itu telah dijual segera setelah Kamal pergi 15 tahun yg lalu.


Kamal menjadi sangat sedih. Kamal meninggalkan pertemuan, dan ketika meninggalkan kantor mereka, dia bertemu dengan Sekretaris Kantor dan memintanya untuk mencari informasi keberadaan orang yg telah membeli sisa deposit marmer itu.


Sekretaris Kantor mengatakan bahwa hal itu akan sulit diketahui jika tidak membuka arsip karena proses bisnis nya telah berlalu begitu lama. Atas permintaan Kamal, dia berjanji untuk mencari datanya di arsip. Kamal memberikan alamat dan nomor kamar hotelnya, serta berjanji akan mengunjungi kembali keesokan harinya.


Pada hari berikutnya, beberapa jam sebelum berangkat ke bandara, Kamal menerima panggilan telepon dari sekretaris yg mengatakan bahwa dia telah menemukan alamat pembeli, lantas Kamal menuju kantor yg dimaksud, ternyata pembelinya sebuah perusahaan di Saudi Arabia.


Kemudian Kamal terbang ke Arab Saudi pada hari yg sama dan pada saat kedatangan, dia langsung pergi ke kantor perusahaan tersebut dan bertemu dengan Direkturnya, dan bertanya kepadanya apa yang telah dia lakukan dengan marmer yang dia beli bertahun-tahu lalu dari Yunani.


Direktur itu berkata, dia tidak ingat. Dia menghubungi bagian stok (perusahaan) dan bertanya kepada mereka tentang marmer putih dari Yunani dan mereka mengatakan kepada nya bahwa semua marmer masih ada, tidak pernah digunakan.


Kamal mulai menangis seperti bayi, dan selanjutnya menceritakan kisah lengkapnya kepada pemilik perusahaan.


Kamal menyodorkan cek kosong (tanpa menulis besaran nilai transaksi) kepada pemilik marmer, dan memintanya menuliskan jumlah yang inginkan, berapa pun besarnya.


Ketika Pemilik marmer mengetahui bahwa marmer itu untuk pembangunan Masjid Nabawi di Madinah, dia berkata: "Saya tidak akan menerima 1 Riyal pun. Allah yang membuat saya membeli marmer ini dan melupakannya, itu artinya marmer ini memang sudah ditakdirkan oleh Allah harus digunakan untuk Masjid Nabawi."


Semoga Allah memberkati Kamal tempat tertinggi di Jannah, aamiin.


Ditulis oleh:

Dr. Zaglool Al Najjar, seorang Ilmuwan Bumi,

di ambil dari fb ust Yani Fahriansyah

Powered by Blogger.