Kebahagian kecil penambah rasa syukur....

Dulu..... saya tak kenal dengan dunia foto-memfoto alias fotografi. Tapi begitu menikah, ternyata suami mahir di dunia ini. Ketika bujangnya, ia bersama teman-temannya suka mencari uang di bidang ini. ketika ada even pernikahan dan wisuda mahasiswa. Jadilah ia menularkan semangat fotografi kepadaku.

Ketika anak pertama lahir, si ayahpun membeli sebuah kamera Nikon D 50 D di Jepang. Saya masih ingat harganya ketika itu 3 juta rupiah. Rasanya woooww.... Pertama kalinya punya kamera, langsung kamera keren. DSLR. Menenteng kamera ini serasa sudah jadi fotografer profesional. Wkk...wkkk...Tapi hobi fotografi di jaman itu masih termasuk mahal. Karena kamera jaman itu masih kamera film. Dalam 1 roll film, belum tentu dapat hasil yang bagus dan sesuai dengan keinginan.

Akhirnya, jadilah anak pertama kami ini, Nabila Fauzia Azzahra, objek belajarku yang pertama. Dia pertama kali tengkurap, pertama kali merangkak, pertama kali berjalan, ulang tahun pertama, semuanya tak luput dari jepretanku.

Alhamdulillah, Nabila adalah anak yang lucu, cantik dan menggemaskan serta fotogenic. Saya semakin semangat mengabadikan kegiatannya dalam foto.





Tapi si cantik yang ramah ini, ternyata lebih dicintai Allah. Ketika ia berumur 2 tahun 8 bulan, tepatnya 5 Januari 2002, ia dipanggil oleh pemiliknya, Allah SWT.

Tak usah kuceritakan bagaimana perasaanku ketika itu. Yang jelas 2 minggu setelah kepergiannya, saya dapat panggilan dari Tabloid Ibu dan Anak, Nakita, bahwa Nabila lulus menjadi model cover majalah tersebut. Dan diminta hadir pada waktu yang telah ditentukan untuk pemotretan ulang. Hati yang hancur karena kepergiannya, bertambah hancur....

Life must go on.....
Selanjutnya, si bidadari surga ini, memiliki adik 3 orang. yang masya Allah....semuanya cantik dan ganteng. Minimal buat emak dan bapaknya...hehee...
Ada Annisa Muthia,

sekarang ia sudah berumur 17 tahun. Alhamdulillah....

Ada Sayyid Al Hakim,
Sekarang sudah berumur 13 tahun
Dan si bungsu Alyssa Zahra
Sekarang sudah berumur 11 tahun

Dan zamanpun semakin maju. Dari kamera analog, orang mulai beralih ke kamera digital. dengan kamera digital ini, memotret semakin mudah dan murah. Tak perlu beli film. Cukup hanya kartu memori saja. Foto tak bagus, langsung delete. Kurang bagus? permak sedikit dengan program Photoshop, sebuah aplikasi untuk memperbaiki foto.

Alhamdulillah, sayapun kemudian dibelikan si ayah kamera digital Nikon D5000. Harganya ketika tahun 2010 sekitar 7 juta rupiah. Dan sayapun semakin bersemangat memotret. Lama-lama mulai banyak yang meminta tolong foto anaknya kepadaku. Terutama teman-teman sekolah anakku. Dan lama-lama akupun mulai menerima pembayaran. Waah...hobi yang menghasilkan. :)

Kemudian berlanjut. Permintaan buat pas foto sekolah, sunatan, pernikahan, wisuda sekolah dan lain-lain. Dan entah kenapa saya berani saja menerimanya. Padahal saya belajart foto hanya dari suami, selebihnya coba-coba. Belajar Photoshop juga hanya dari buku saja. Tapi Alhamdulillah, banyak yang memuji hasilnya. mungkin yang komplain ada juga, tapi tak pernah ada yang sampai kepadaku. hehee...

Akhirnya sayapun memberanikan diri untuk menambah ilmu tentang dunia fotografi. Saya belajar foto tingkat pemula di Nikon School Jakarta. Alhamdulillah banyak ilmu di sana. Dan selepas dari itu sayapun membeli kamera baru, Nikon D7000 yang harganya ketika tahun 2012 11,8 juta rupiah. Sampai sekarang kamera D5000 dan D7000 masih bagus. Sedangkan kamera D70D sudah ku jual.

Kemudian iseng-iseng, sayapun mengikuti beberapa lomba foto. Mulai dari tingkat region sampai nasional. walaupun tingkat nasional, tapi bukanlah tingkat foto profesional. 
Beberapa lomba foto yang saya menangi adalah:
1. Juara 2 Lomba foto yang diadakan oleh PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia dalam rangka Family's Day tahun 2011 Dapat Hadiah baju kaos, dan charger HP seabreg untuk berbagai macam tipe HP. :)
2. Juara 1 lomba foto keluarga yang diadakan oleh PKS dalam rangka MIlad PKS. tahunnya 2013. Hadiahnya badcover :)
3. Juara 3 lomba foto yang diadakan majalah Bobo dengan tema Ekspresi senyum Jordan, yang disponsori oleh sikat gigi Jordan. Hadianya uang sebesar 3 juta rupiah.
4. 20 besar lomba foto booth yang diadakan oleh Mitsubishi Pajero tahun 2014. Hadiahnya souvenir.

Ini fotoku yang menang lomba foto majalah Bobo. Si Alyssa yang imut ketika berumur 4 tahun.

sebegitu saja, saya sudah happy luar biasssaaahhh.....hahaa. Karena sebenarnya mengikuti suatu lomba dan menang, hadiah bukanlah menjadi suatu tujuan. Tapi pengakuan akan sebuah karya, itulah yang penting dan membahagiakan.

Dan baru-baru ini, saya bergabung dengan suatu komunitas foto, yang benar-benar berisi para penyuka fotografi baik profesional foto dan juga pemula alias kurang ilmu seperti sayah. :)

Di acara milad ke 6 komunitas tOekangpoto Indonesia beberapa waktu lalu yang saya ikuti, diadakan lomba foto kategori Streetphotoghraphy dg tema kebersamaan. Spot foto stasiun Manggarai. Tak di sangka fotoku keluar sbg pemenang ke 2. Bukan karena aku hebat, tapi qadarullah, dapat moment bagus.

ini foto yang menang di milad 6 tOekangpoto Indonesia


Alhamdulillah...hadiah uangnya mau dipigura. Upss.....,😂😂😂

Wanna be a President






Dari semalam, Sayyid sudah bilang hari ini tidak mau sekolah karena, "hanya sanlat doang", katanya. Sanlat atau Pesantren Kilat memang agenda rutin tahunan di sekolahnya, Sekolah Alam Karawang, setiap bulan Ramadhan tiba.
Sehabis sahur sampai pagi tadi, tetap ribut tidak mau sekolah. Akhirnya dengan 1 kalimat 'klik' dan acungan 1 jempol, senyum pun terukir di wajahnya dan melangkah dengan gagah ke sekolah.
Kalimat apakah itu?
Meskipun tidak banyak, informasi tentang keadaan negara terutama penegakan hukum yang tajam ke bawah dan tumpul ke atas, khususnya bagi umat Islam, termasuk kriminalisasi ulama, sampai ke telinga Sayyid.
Suatu hari saat bincang-bicang santai, dengan gregetan dia bilang, "Sayyid nanti nggak jadi pilot, Bu. Mau jadi presiden aja."
"Oh...kenapa? Apa alasan Sayyid mau jadi presiden?", tanya saya.
"Ya...mau merubah keadaan lah", jawabnya yakin.
Wooow.....emejing ðŸ˜ƒ
Alasannya sederhana. Tapi ada visi di sana.
Nah, cita-cita itu yang jadi daya dorong pagi tadi.
"Sayyid mau jadi presiden kan? Presiden harus berilmu terutama ilmu agama". Sambil jempol teracung ke arahnya (Y)
Sungguh, saya tak berharap ia menjadi presiden, mengingat beratnya tugas dan tanggung jawab, terutama di akhirat kelak. Tapi siapa yang tahu dengan takdir? Yang saya harapkan ia menjadi agent of change terhadap lingkungan, bangsa dan negaranya serta menjadi pribadi nan Sholih yang berbakti kepada kedua orang tuanya. Tapi kalau untuk menjadi agent of change ia harus menjadi presiden, why not?
semoga Allah memberikan yang terbaik untuknya dan selalu melindunginya setiap langkahnya.
Aamiin....ya rabbal'alamiin.

karawang, 7 Juni 2017
Powered by Blogger.