Persaingan Sedekah



Mendengar cerita anak pesantren memang selalu mengasyikkan. Apakah itu yg menyenangkan, lucu, menyedihkan maupun mengharukan selalu memberikan warna tersendiri bagi saya (apalagi bagi yg mengalami ya?). Ceritanya kali ini tentang sedekah.
Di asramanya, jarang sekali pihak asrama menyediakan sabun cuci piring. Sehingga anak2 harus beli sendiri u/keperluan cuci piring mereka masing2. Kadang kalau sabun cuci piringnya habis, mereka minta punya teman tapi seringkali lupa minta ijin alias main pake aja. Hal ini menjadi perhatian si gadis, dan akhirnya membuat si gadis ingin bersedekah.
Dibelinya sebotol besar sabun cair merk sunlight dan diletakkan di bangsal. Qadarullah, asrama hari itu juga memberikan sabun sunlight cair besar untuk mereka. Dan bersandinglah sabunnya dengan sabun inventaris sekolah. Ternyata yg di pakai teman2 adalah sabun inventaris sekolah. Sdh 2 hari berlalu, sabunnya belum ada yg memakai.
"Muthi sedih. Rasanya pengen Muthi buang aja sabun sekolah itu, biar punya Muthi yg dipake teman2. Tapi itu g mungkin. Pokoknya sabun sunlight Muthi harus bisa bersaing secara sportif dg s*nl*ght sekolah", katanya bersemangat.
Akhirnya dia buat tulisan di sebuah kertas, dan di tempelkan di botol sabun sunlightnya. Bunyinya, "gratis. Silahkan dipakai. Dari pada make yg g berijin nanti dosa, mending pake yg ini aja. ðŸ˜Š ".
2 hari kemudian, sabun cairnya sdh berkurang 1/3 bagian.
Saya tertawa mendengar ceritanya. Terutama pemilihan kata2nya , "sunlight Muthi harus bisa bersaing secara sportif dg sunlight sekolah". Penuh daya juang di sana. ðŸ’ªðŸ’ª
Keep spirit, Sholihah... Semoga Allah selalu menjagamu.
Mandaya, 15 Oktober 2017

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.