INI APA VS TAU TIDAK




"Tau nggak Bu, akselerasi mobil McLaren dari 0-100 km/jam hanya butuh 3 detik, tapi mobil listrik Tesla bisa 2,5 detik. Dan yang paling cepat itu cheetah. Hanya 1 detik."
"Tau nggak Bu, sepatu Adidas terbaru yaitu Adidas Parley harganya 100 juta? Ini limited edition. Hanya diproduksi 50 buah saja di dunia. Bahannya dari jaring nelayan."
Tau nggak Bu, Fitra Eni diundang ke balap F1 di Singapore. Dikasih nonton di kelas VIP yg harga tiketnya 100 juta. Dan dia diijinkan masuk sampai ke pitstop. Di pitstop, dia bisa mendengarkan pembicaraan antara engineering dg pembalap."
"Tau nggak Bu, ternyata untuk mendesain mobil itu butuh perhitungan matematis? Semua dihitung aerodinamisnya. Termasuk lekuk-lekuknya."
Tau nggak bu,.....
Tau nggak Bu...
Tau nggak Bu...

Tetiba saya ingat tulisan 'Yoanita Astrid' yg berjudul 'Hanya Soal Waktu'. Ya...hanya soal waktu. Si mungil dulu yg selalu bertanya "ini apa Bu? Itu apa, Yah?", yang kemana saja emaknya bergerak, ia dengan sigap mengikuti. Apa saja yg ia butuhkan, harus emak yg menyediakan. Pokoknya, emak pusat gravitasinya.
Sekarang, si bujang mulai abege. Yang ketika berbicara dengannya, emak serasa berasal dr negeri antah berantah. ðŸ˜€ðŸ˜€ 
Topik yg dibahasnya sering melampaui wawasan emak. Kalau sudah begini, emak hanya ter 'ohh...ohh'. Antara mengerti dan tidak.

Perlahan tapi pasti, ketergantungannya kepada emak jauh berkurang. Kemandiriannya di satu sisi, membahagiakan. Di sisi lain, membuat emak rindu dengan rengekannya, rindu pertanyaan polosnya karena pertanyaan-pertanyaannya membuat emak merasa paling tahu, paling pintar. Pokoknya yang terhebat di dunia.
Dulu, emak bisa tidur siang 1 jam, adalah kemewahan. Sekarang bisa tidur siang 2-3 jam terasa biasa saja... Dulu, bisa melihat rumah rapi 1 jam, terasa luar biasa. Sekarang rumah rapi bisa bertahan berhari-hari karena ia sibuk dengan kegiatan sekolah, ekstra kurikuler, kemping dan lainnya. Dulu emak selalu mencuri-curi waktu untuk 'me time'. Sekarang selalu mencari kegiatan yang bisa dilakukan bersama.
Waktu memang cepat berlalu. Betapa ruginya waktu yang sebentar itu kalau tak dimanfaatkan sebaik-baiknya bersama buah hati. Alangkah menyesal kalau waktu yang sebentar itu hanya diisi dengan kemarahan-kemarahan karena kerewelannya dan karena keegoisan kita.
Ahh....semoga waktuku yang tersisa tak banyak lagi menjelang ia terbang menggapai mimpinya, menjelang ia membangun 'sarangnya' bersama belahan jiwanya, dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mempererat ikatan kasih sayang, menuntunnya menuju jalan yang Allah ridhoi, mempersiapkannya agar menjadi insan yg mandiri, cerdas, kuat, sabar dan Sholih.
Bantu hamba ya Allah.....
Karawang, 2 November 2017

*******
Tulisan ini saya share di Facebook. Alhamdulillah banyak teman-teman yang mengapresiasi dan komen. beberapa komen temanku adalah:

Noey Joega bu Akhmaneli Irvan...kalo sudah menulis bikin hati nyes... lalu mataku mulai meleleh... ðŸ˜­ðŸ¤—

Umi Salghaisya Pokonya sbg emak2 apalg udah kesekian kalinya ikut parenting lebih legowo lebih siap m'jd emak yg sesungguhnya walau mungkin terlambat jd emak yg baik krn ketdk tauan kita , tp bismillah kedpn dgn segenap jiwa berusaha agar anak g kecewa punya emak model kita
Keren tulisannya bu Akhmaneli Irvan, perasaanmu mewakili emak2 seantero negeri 
😎😎

Dyah Ema Susanti Top banget, selalu ada sesuatu setiap baca tulisan bu akhma...

Fenti Listiawati Ibu sayyid Akhmaneli Irvan mmg jagonya kl sdh nulis ... sll berhasil membuat sy mengingat masa2 emas bersama anak2 dan memikirkan masa depan bersama mrk ... barokallah





0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.