Takdir Terbaik


Tempo hari, ketika pulang dari gramedia bersama si gadis, kami memesan sebuah ojol mobil. Ternyata, supirnya seorang perempuan.
"Muthi sudah 2 kali dapat yang supirnya perempuan," kata si gadis.
"Muthi senang kalau dapat supirnya perempuan."
Yaa...berasa lebih aman dengan sesama perempuan.
Kuperhatikan sang bu sopir. Orangnya masih muda, berhijab, cantik, ramah, full make up (tapi tidak menor, sapuannya tipis saja), mobilnya bersih, dan wangi.
Ketika kutanya perihal sopir ojol perempuan kepada adik iparku, beliau bercerita bahwa di kota Padang lumayan banyak ojol perempuannya. Mereka rata-rata bukan orang yang kekurangan. Bahkan ada pemilik salon. Ketika salonnya sepi (week day), mereka pun nyambi sebagai supir ojol.
Jangan-jangan supir tadi pemilik salon ya? Soalnya make up nya bagus. 😀
Tiba-tiba terbersit di pikiranku. Kalau seandainya aku nyambi sebagai sopir ojol, boleh g ya ama ayang mbeb? Secara saya sekarang punya waktu luang. Pengen tau aja rasanya 😁😁
Iseng, tadi pagi ku cerita dengan beliau. Terus bertanya boleh g aku nyambi sebagai supir ojol?
"Alasannya buat apa? Kalau alasannya bisa diterima, mungkin bisa dipertimbangkan." jawabnya.
"Alasannya iseng aja." jawabku sambil nyengir.
"Beratlah..." katanya lagi.
Hahaaa....sudah ku duga.
Tapi kusuka dengan cara penolakannya. Seperti biasa, elegan. G nyakitin. Apalagi merendahkan.

Sama dengan dulu. Ketika muthi kelas 3 SD, sekolahnya meminta saya jadi guru IT. Karena tau saya bisa IT, juga pemprograman. Secara tugas akhir waktu kuliah adalah membuat program komunikasi data. Dan lulus dengan nilai terbaik di jurusanku. Dan pernah bekerja di PT Semen Padang bagian Biro Rancang Bangun sebelum akhirnya berhenti dan menikah.
Beliau menolak, "Anak-anak masih kecil. Kasian. Urus anak-anak saja dulu. Nanti kalau anak-anak sudah mulai besar, kita pertimbangkan kembali"
Tapi beliau memberikanku kompensasi. Membelikanku kamera yang lumayan harganya serta memperbolehkanku kursus fotografi di Jakarta.
Begitu juga ketika Sayyid kelas 2 SD, sekolahnya menawariku jadi guru dan pegang kelas.
Anak-anak sudah lumayan besar. Alyssa yang kecil sudah bersekolah TK. Pulangnya pun ba'da zuhur setelah makan siang dan sholat zuhur berjamaah di sekolahnya
Tapi beliau tetap menolak. "Guru itu berkomitmen dengan waktu. Nanti anak sudah pulang, ibu masih di sekolah."
Dan kompensasi dari beliau, kamera yang lebih woow harganya. Dan mulai sering adventure biar dapat hunting foto-foto indah. Bersama keluarga tentunya. 😍
Sudahlah... Takdirku adalah ibu rumah tangga sejati. Jalani sepenuh hati dan sepenuh jiwa. Mudah-mudahan ini ladang amalku. Amal andalanku ketika bertemu Allah kelak. Aamiin. 
Buat ibu-ibu di luar sana dengan takdir berkarya sesuai ilmu dan kecakapan, jalani juga sepenuh hati dan sepenuh jiwa. Tanpa mengabaikan amanah yang di rumah. Semoga itupun menjadi ladang amal dan pemberat timbangan pahala di yaumil akhir nanti.
Karawang, 18 November 2019

******
Pict. Sensasi penerbangan malam.
Ketika kota seperti taburan berlian.

Sertifikasi Tahfidzul Qur'an



Alhamdulillaah....
Hari ini telah dilaksanakan sertifikasi Tahfidzul Qur'an di Al Bayan. Sebanyak 31 orang lulus dengan predikat SANGAT BAIK.
Termasuk nak bujang, Sayyid Al Hakim.
Alhamdulillah...Alhamdulillah...
Semoga istiqomah dengan Qur'an, ya nak...
Hafalkan, pahami, amalkan dan selalu muroja'ah sepanjang hayatmu.
Ibu dan ayah, awam.
Engkau harus lebih baik. Insya Allah.
******
Nanti kalau pulang, si nak bujang akan ku tatar tentang pakaian. Saat di moment bersejarah ini, sertifikat diberikan pak kepsek dan guru tahfidz, temannya bergamis rapi, atau berbaju koko dan sarung rapi, ehh...dia pakai baju pakistan dengan CELANA TRAINING !!!
Terlaluu... 😂😂😂

Cita-Cita.


Pagi kemarin dan pagi ini dapat japrian dari pak Roni, guru Fisika Al Bayan. Beliau mengirimkan foto si bujang. Foto di Undip kemarin dan foto di hotel pagi ini. (Alhamdulillah....selalu ada orang baik).
Setelah ke Undip dan ke candi Borobudur kemarin, hari ini agenda mereka ke UGM dan tour lava di Gunung Merapi. Baru setelah itu pulang.
Pengenalan akan kampus ini masih akan berlanjut di kelas XI dan XII. Kelas XI, mereka akan mengunjungi beberapa universitas di Malaysia dan Singapura. Kelas XII mereka mengunjungi UI, ITB, dan lain-lain.
Kunjungan ini sangat bermanfaat untuk membuka wawasan anak-anak. Ada apa aja sih jurusan di sana? Seperti apa sih pembelajaran di sana?
Jadi ingat si gadis. Cita-citanya dari SD sampai kelas X adalah dokter. Setelah kelas XI, berubah. Dia ingin masuk sastra pas kuliah nanti. Karena merasa pelajaran di bidang sastra itu asyik. Setelah kunjungan ke UI, ternyata dia sangat tertarik dengan ilmu psikologi. Dan alhamdulillah, sekarang ia kuliah penuh semangat di jurusan ini. Semoga kelak jadi psikolog yang sholihah. Aamiin....
Nah, sekarang saya ingin mengamati si nak bujang. Dari kelas 5 SD, sampai saat ini ia masih ingin jadi pilot. Bahkan minggu yang lalu, ia menelponku. Memberitahu kalau ia sudah mendownload soal-soal tes masuk STPI (Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia). Dan kemudian mendapati dirinya butuh pelajaran Fisika dan Matematika tambahan. 😀
Dan ia pun langsung menghubungi gurunya untuk meminta pelajaran tambahan Fisika dan Matematika di waktu kegiatan belajar malam. Guru yang ia pilih adalah Pak Roni (Fisika) dan bu Dwi (Matematika).
Masya Allah, saya takjub melihat kesungguhannya. Gerak cepat. Padahal masih semester 1 kelas X. Semoga istiqomah, nak.
Satu hal lagi yang membuat saya merasa salut dengan sekolah ini. Ketika si anak merasa butuh pelajaran tambahan, ia boleh memilih salah satu dari guru yang ada, untuk membimbingnya. Misalnya dia butuh pelajaran tambahan kimia. Guru kimia di sekolah ada 5 orang. Guru yang mengajar di kelasnya adalah guru A. Tapi dia suka dengan guru B. Maka untul pelajaran tambahan, dia boleh memilih guru B. Dan guru B pun akan memberikan pelajaran tambahan di waktu yang nyaman bagi si anak. Dan FREE OF CHARGE. Masya Allah.
Bahkan ketika anak-anak tidak sekolah, mungkin karena sakit atau bertanding ke luar sekolah, maka untuk pelajaran yang tertinggal, diberikan waktu khusus.
"Di sini enak, bu. Kalau kita ketinggalan pelajaran karena sakit atau lomba atau lainnya, bukan kita yang ngejar gurunya. Gurunya yang ngejar-ngejar murid. Jadi g bisa ngelak atau bolos dari pelajaran tersebut." katanya sambil tertawa.
Masya Allah, mereka sungguh-sungguh membimbing muridnya. Tak boleh ada yang terlewat.
Kembali ke laptop.
Siapapun boleh memiliki asa. Seperti halnya om Sayyid yang di Padang. Ia ingin keponakannya ini kuliah di bidang pemprograman. Karena melihat minat dan kemampuan Sayyid di bidang ini.
"Jangan jadi pilot. Karena pilot hanya operator. Kuasai teknologinya. Nanti kita yang bikin."
Harapan yang indah. Saya dan ayahnya sepaham dengan omnya ini.
Tapi mari kita lihat apakah setelah kunjungan-kunjungan ke beberapa universitas nanti, ia akan istiqomah di pilihannya itu atau berubah seperti kakaknya? 😁
Bagi kami, silahkan mereka pilih bidang yang cocok untuk mereka. Apa saja, yang penting bermanfaat buat umat. Dan apapun itu, harapan kami, mereka sungguh-sungguh di sana. Apapun profesinya, jadilah orang yang sholih. Jadi pilot? Pilot yang sholih. Jadi programmer, programmer yang sholih, jadi psikolog, psikolog yag sholihah, dan lain-lain.
Kami akan selalu mensupport dan mendo'akan kalian.
Karawang, 28 November 2019
#curhatmakASA

Sandal Hilang

Kemarin sore, saya mengantar si bungsu les matematika di Kumon. Terkantuk-kantuk saya menungguinya. Tapi meskipun mengantuk, hati senang saja. Emang hobi ngintilin anak.😁😁
Dulu...setiap saya bergerak, anak-anak pasti berebut ingin ikut. Tak ada yg mau ditinggal. Sekarang waktu berbalik. Setelah mereka besar saya yang selalu ingin ikut kegiatan mereka.
Dan mungkin nanti kalau Alyssa sudah SMA di pesantren (insya Allah), ayahnya kerja yang akan saya tungguin di kantin kantornya. 😅😅
Setelah selesai azan maghrib, baru dia selesai. Kamipun segera ke RPM (Resinda Park Mall). Ada sesuatu yang mau saya beli.
Sesampai di RPM, ketika akan turun, Alyssa mencari-cari sandal gunungnya (maklum, anak sekolah alam. Jadi lebih nyaman kemana-mana dengan sandal gunungnya). 🌏
Di cari sampai ke kolong-kolong kursi mobil tak ketemu.
"Jangan-jangan ketinggalan di Kumon?" tanyaku.
"G mungkinlah Alyssa nyeker naik mobil bu", jawabnya.

Untunglah di mobil ada sepatu olahraganya yang biasa dia pakai buat latihan memanah.
Kemudian kamipun segera ke musholla untuk sholat mahgrib. Ketika selesai sholat, ia langsung berdiri hendak melipat mukenanya. Langsung saya tahan tangannya.
"Kita tunggu aja sampai Isya di sini. Setelah isya baru kita berangkat. Sekarang Alyssa banyakin do'a minta sama Allah supaya sandalnya ketemu. Dan tambahin zikirnya". Ia pun duduk kembali. Sengaja saya tahan, supaya dia bisa merenungi kecerobohannya.
Ketika masuk waktu Isya, kamipun segera sholat berjamaah. Dia yang iqamat, saya yang jadi imam.
Selesai sholat, saya batalkan rencana membeli sesuatu. Dan langsung balik ke Kumon. Mudah-mudahan masih rejeki, sandal itu ketemu. Sayang aja kalau hilang. Karena sandal itu masih gress. Baru sekitar 3 bulan yang lalu kami beli. Tp kalau hilang, ya sudah. Bukan rejeki kami. Ada yang lebih butuh dari kami.
Ketika sampai, tempat lesnya sdh tutup. Tempat sandal di luar pintu kosong melompong. Berarti sandalnya tidak ketinggalan. Jadi dimana sandalnya?
Ketika kulihat sekeliling, ada 2 orang satpam yang asyik mengobrol di dekat portal masuk ruko tempat les ini.
Segera kudatangi.
"Pak, ada lihat sandal tertinggal di..."

Belum selesai ku ngomong, pak satpam sudah memotong.
"Sandal gunung ya bu?"
"Iya pak".
"Oh...ada bu. Tadi ketinggalan di jalan dekat mobil ibu. Saya panggilin tapi ibu g dengar karena jendela mobilnya tutup semua".

Oaallaaah...ternyata sebelum naik mobil Alyssa melepas sandalnya. Dia pikir masuk rumah kali, sandal di lepas dulu. 😂😂😂
"Ini bu, saya simpen. Takut diambil orang atau pemulung", kata pak satpamnya sambil menyerahkan sandal Alyssa.
Alhamdulillah....masih rejeki. Selalu ada orang baik. 

Jujurlah....


Beberapa waktu lalu, si gadis kecewa. Ia gagal seleksi beasiswa full funded dari Tanoto Foundation. Tanoto Foundation tahun ini memberikan beasiswa hanya untuk 7 universitas di Indonesia (Unri, Unand, Unla, UI ITB, IPB dan satu universitas dari Kalimantan)
Seleksi tahap pertama berupa nilai, prestasi, buat esai dan lain-lain dia lolos. Tahap berikutnya memberikan data-data orang tua, termasuk menyertakan slip gaji. Daaan....ternyata ia tak lolos.
Desas desus penyebabnya adalah gaji ayahnya yang tidak memenuhi syarat sebagai penerima beasiswa.
Kami sih, nyantai aja. Karena merasa di luar sana banyak orang yang lebih layak menerima beasiswa dari pada dia. Lebih butuh disubsidi pendidikannya dari pada dia.
Dan di telepon dia nyeletuk, "Harusnya slip gaji ayah dimanipulasi dulu. Dibikin kecil. Muthi kan pengen membantu meringankan beban ayah dan ibu."
Kami berdua hanya tertawa. Karena tau dia cuma bercanda. Insya Allah dia sudah paham tentang halal dan haram.
Jadi teringat berita 2-3 tahun yang lalu ketika pendaftaran masuk SMA negeri. Banyak orang tua yang memanipulasi gaji dan jabatan hanya agar bisa mendapat surat miskin sehingga anaknya bisa masuk ke sekolah negeri favorit lewat jalur siswa tak mampu.
Atau memanipulasi tempat tinggal agar bisa masuk ke Sekolah Negeri favorit lewat jalur zonasi.
Atau memanipulasi gaji agar UKT (Uang Kuliah Tunggal) anaknya menjadi murah.
Tidakkah terbayang oleh mereka, bahwa mereka telah merampas hak orang lain untuk bisa sekolah? Atau memangkas subsidi yang seharusnya buat mahasiswa kurang mampu karena manipulasi gaji?
Klu memang gaji kita besar sehingga UKT kuliah anak menjadi tinggi, maka UKT itu akan digunakan untuk mensubsidi anak lain dari golongan yang kurang mampu.
Saya teringat teman kuliah saya. Ketika anaknya lulus di salah satu PTN favorit di negeri ini lewat jalur SNMPTN, mereka diberi formulir yang salah satu isiannya tentang kesanggupan memberikan sumbangan.
Temanku ingin mengisi 5 juta saja. Tapi kata suaminya, "Jangan. Nggak boleh begitu. Kita mampu untuk 11 juta".
Maka diisilah form itu dengan angka 11 juta.
Bayangkan, di saat tak ada paksaan untuk memberi sumbangan, sang suami memakai azaz kepatutan. Dengan kemampuan finansialnya saat itu, dia mampu memberi lebih. Maka, ia pun memberikan lebih.
Di lain waktu, saya tahu, ada seorang anak cerdas lulus di universitas yang sama. Karena ayahnya sudah pensiun dari ASN, ia pun memberi angka 0 di kolom sumbangan. Karena memang tak ada yang bisa diberikan.
Nah, di sisi seperti inilah dibutuhkan subsidi silang. Si kaya menyuplai si kurang mampu.
Alangkah indahnya hidup ini kalau kita saling berbagi. Alangkah indahnya kalau semua anak-anak Indonesia mendapat pendidikan yang layak karena adanya subsidi silang.
Alangkah susahnya apabila si kaya tak mau berbagi. Malah berusaha menyembunyikan hartanya dengan cara memanipulasi gaji.
Marilah kita jujur. Sehingga mengundang keberkahan dan kebaikan dari Allah untuk anak kita yang sedang menuntut ilmu.
Manalah mungkin kita mengharapkan kebaikan dan keberkahan kalau memulai sesuatu dengan yang haram?
Anak yg cerdas dan berakhlak baik dimulai dari orang tua yang JUJUR.

Untuk Muthia anakku. Tetap semangat. Insya Allah, Allah siapkan yang terbaik untukmu di lain waktu. Engkau anak baik. 

Sisi Humanis Rasulullah

Sebenarnya, menulis tentang Rasulullah di kolom komentar sangat tidak memadai, mengingat sejarah beliau yang panjang. Semua sisi sangat indah untuk dikupas, dihayati dan diteladani.
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (QS Al-Ahzab: 21).
Nama lengkap Rasulullah SAW adalah Muhammad ibnu Abdullah ibnu Abdul Muthalib. Beliau adalah keturunan nabi Ismail AS bin Ibrahim AS.
Beliau lahir di Mekkah dan diutus menjadi nabi yang terakhir ketika berumur 40 tahun. Kemudian menyampaikan risalah Allah SWT selama 23 tahun. Dan meninggal di kota Madinah setelah Allah SWT menyempurnakan agama Islam bagi beliau dan bagi umatnya di tahun 11 Hijriyah.
Nabi Muhammad, selain diutus untuk memperbaiki akhlak manusia, beliau juga membawa 4 perkara:
1. Membawa perintah dari Allah, supaya kita jalankan
2. Membawa larangan dari Allah, supaya kita jauhi
3. Membawa berita dari Allah, supaya kita membenarkan
4. Membawa tata cara ibadah dari Allah SWT supaya kita beribadah kepada Allah dengan cara tersebut.
Di samping tugas-tugas kenabian, Rasulullah juga dikenal sebagai orang yang humanis. Beliau juga bercanda dengan sahabat-sahabatnya. Dan lihai menangkis candaan mereka.
Suatu ketika Rasulullah sedang makan kurma bersama sahabat-sahabatnya. Oleh Ali bin Abi Thalib, biji kurmanya dia gabungkan dengan biji kurma Rasulullah. Kemudian Ali berkata, "Lihatlah, alangkah rakusnya Rasulullah. Makan kurma sebanyak itu".
Rasulullah pun tak kurang akal membalas Ali bin Abi Thalib, dan menjawab:
"Ali lebih rakus lagi. Dia makan kurma dengan biji-bijinya".
Pecahlah tawa para sahabat.
Sebagai seorang pemimpin, kecerdasan beliau sangat menonjol. Baik dalam mengatur pemerintahan, mengatur strategi perang, menjawab persoalan-persoalan umat bahkan walau hanya menyelamatkan seorang sahabatnya dari kekejaman kafir Quraisy.
Suatu ketika Rasulullah sedang berada di Pasar di Mekkah. Tiba-tiba beliau melihat seorang sahabatnya berlari kencang ke arahnya. Ketika sampai di depannya, sahabatnya berkata, "Ya Rasulullah, selamatkan aku dari kafir Quraisy". Dan kemudian dia lanjut berlari lagi.
Rasulullah melihat sahabatnya itu sampai hilang dari pandangannya. Setelah sahabatnya hilang dari pandangannya, beliau maju selangkah ke depan.
Tak lama kemudian, datanglah kafir Quraisy itu. Dan dia pun bertanya kepada Rasulullah. "Ya Muhammad, apakah engkau melihat si fulan?
Jawab Rasulullah, "Sejak aku berdiri di sini, aku tak melihat dia".
Lihatlah, betapa cerdasnya beliau. Bisa menyelamatkan sahabatnya tanpa perlu berbohong.
Sedari kecil, banyak sekali keajaiban yang melingkupi beliau. Ibu susunya Halimah Tu'sadiyah yang semula serba kekurangan, menjadi tercukupi ekonomi sejak mengasuh Rasulullah. Begitu juga dengan paman beliau Abu Thalib yang hidupnya juga kekurangan. Bahkan anak-anak beliau jarang mendapati makanan yang cukup.
Tapi sejak beliau mengasuh Nabi Muhammad, keluarganya mendapat banyak keberkahan. Berkah makanan, tak pernah kekurangan, bahkan susu satu gelas, setelah diminum oleh Muhammad, bertambah banyak dan mengenyangkan seluruh anggota keluarga itu.
Keajaiban lain, Muhammad kecil selalu rapi, meskipun bangun tidur. Padahal, anak-anak Abu Thalib yang menempati rumah dan tempat tidur yang sama mengalami kondisi yang jauh berbeda.
Tutur Syeikh Mahmud al-Mishri, “Anak-anak Abu Thalib acak-acakan, rambut mereka awut-awutan, dan mata mereka penuh kotoran.”
Sangat berbeda dengan Muhammad kecil yang, “Ia bangun tidur dalam kondisi sangat rapi. Rambutnya tersisir dan berminyak, matanya bersih dan bercelak.”
Masya Allah.
Membicarakan Rasulullah sungguh membuat haru hati. Kemuliaan dan keagungannya membuat kita tak bosan untuk selalu mengulang dan mengulang kembali ceritanya.
Semoga Allah mempersatukan kita dengan beliau di surgaNya. Aamiin.

********************
Tulisan ini memenangkan lomba menulis yang diadakan oleh influencer Khairrubi Noor.
Berikut komentar dari Khairubbi Noor
PENGUMUMAN PEMENANG LOMBA MENULIS
And the winner goes to Akhma Neli.
Selamat ya... Mohon segera kirimkan nomor rekening via messenger, anda berhak mendapat hadiah uang tunai sebesar Rp400.000 seperti yang telah dijanjikan.
Kenapa tulisannya layak menjadi pemenang? Berikut penilaian dari juri (gue sendiri):
1. Dari segi tata bahasa dan cara penulisan, sungguh enak dibaca. Penulis membagi tulisan kedalam beberapa paragraf, sehingga mudah untuk dibaca dan ditelaah. Penggunaan tanda baca dan pemilihan kata-katanya juga bisa dibilang sangat baik. Penulis membuka tulisannya dengan penggalan surat Al Ahzab, sebagai pedoman untuk merangkai kata selanjutnya.
2. Dari sejarah hidup baginda Nabi Muhammad SAW yang panjang, penulis fokus pada satu hal, yaitu menyoroti humanisme kehidupan Rasulullah. Gue terkesima saat penulis menceritakan candaan antara Ali bin Abi Thalib dan Muhammad SAW tentang biji kurma. Seketika melunturkan stigma yang masih melekat dibanyak benak ummat Islam. Kehidupan Nabi Muhammad SAW ternyata tak melulu dihiasi dengan dakwah dan perang, namun juga canda dan tawa bersama para sahabat. Sungguh sebuah suri tauladan yang wajib ditiru oleh ummat Islam saat ini.
3. Kadang gue jenuh dengan banyaknya opini dan tulisan serius tentang Islam, analisa politik, sosial dan ekonomi yang beredar di media sosial. Membaca sisi humanisme Nabi Muhammad SAW berhasil membuat gue tersenyum. Sungguh masih banyak kisah kehidupan Rasulullah yang belum gue ketahui. Ternyata ditengah kesibukannya dalam berdakwah dan mempertahankan diri dari serangan musuh, beliau juga masih sempat bersenda gurau, berniaga, menjalin romansa dengan istri-istrinya.
Tulisan seperti inilah yang perlu dibaca oleh banyak orang. Membuka wawasan sekaligus membuat kita merindukan sosok Nabi Muhammad SAW.
Ada saatnya beliau serius.
Ada saatnya beliau romantis.
Ada saatnya beliau bercanda.
Ada saatnya beliau bersedih, berduka cita.
Ada saatnya juga beliau memimpin pasukan, menghunus pedang kearah lawan.
Tak lupa gue ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah ikut berpartisipasi. Bukti bahwa ghirah dan rasa cinta ummat Islam kepada baginda Rasulullah tak cuma sekedar ucapan, namun bisa dituangkan kedalam tulisan. (BZH)

Powered by Blogger.