Sisi Humanis Rasulullah

Sebenarnya, menulis tentang Rasulullah di kolom komentar sangat tidak memadai, mengingat sejarah beliau yang panjang. Semua sisi sangat indah untuk dikupas, dihayati dan diteladani.
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (QS Al-Ahzab: 21).
Nama lengkap Rasulullah SAW adalah Muhammad ibnu Abdullah ibnu Abdul Muthalib. Beliau adalah keturunan nabi Ismail AS bin Ibrahim AS.
Beliau lahir di Mekkah dan diutus menjadi nabi yang terakhir ketika berumur 40 tahun. Kemudian menyampaikan risalah Allah SWT selama 23 tahun. Dan meninggal di kota Madinah setelah Allah SWT menyempurnakan agama Islam bagi beliau dan bagi umatnya di tahun 11 Hijriyah.
Nabi Muhammad, selain diutus untuk memperbaiki akhlak manusia, beliau juga membawa 4 perkara:
1. Membawa perintah dari Allah, supaya kita jalankan
2. Membawa larangan dari Allah, supaya kita jauhi
3. Membawa berita dari Allah, supaya kita membenarkan
4. Membawa tata cara ibadah dari Allah SWT supaya kita beribadah kepada Allah dengan cara tersebut.
Di samping tugas-tugas kenabian, Rasulullah juga dikenal sebagai orang yang humanis. Beliau juga bercanda dengan sahabat-sahabatnya. Dan lihai menangkis candaan mereka.
Suatu ketika Rasulullah sedang makan kurma bersama sahabat-sahabatnya. Oleh Ali bin Abi Thalib, biji kurmanya dia gabungkan dengan biji kurma Rasulullah. Kemudian Ali berkata, "Lihatlah, alangkah rakusnya Rasulullah. Makan kurma sebanyak itu".
Rasulullah pun tak kurang akal membalas Ali bin Abi Thalib, dan menjawab:
"Ali lebih rakus lagi. Dia makan kurma dengan biji-bijinya".
Pecahlah tawa para sahabat.
Sebagai seorang pemimpin, kecerdasan beliau sangat menonjol. Baik dalam mengatur pemerintahan, mengatur strategi perang, menjawab persoalan-persoalan umat bahkan walau hanya menyelamatkan seorang sahabatnya dari kekejaman kafir Quraisy.
Suatu ketika Rasulullah sedang berada di Pasar di Mekkah. Tiba-tiba beliau melihat seorang sahabatnya berlari kencang ke arahnya. Ketika sampai di depannya, sahabatnya berkata, "Ya Rasulullah, selamatkan aku dari kafir Quraisy". Dan kemudian dia lanjut berlari lagi.
Rasulullah melihat sahabatnya itu sampai hilang dari pandangannya. Setelah sahabatnya hilang dari pandangannya, beliau maju selangkah ke depan.
Tak lama kemudian, datanglah kafir Quraisy itu. Dan dia pun bertanya kepada Rasulullah. "Ya Muhammad, apakah engkau melihat si fulan?
Jawab Rasulullah, "Sejak aku berdiri di sini, aku tak melihat dia".
Lihatlah, betapa cerdasnya beliau. Bisa menyelamatkan sahabatnya tanpa perlu berbohong.
Sedari kecil, banyak sekali keajaiban yang melingkupi beliau. Ibu susunya Halimah Tu'sadiyah yang semula serba kekurangan, menjadi tercukupi ekonomi sejak mengasuh Rasulullah. Begitu juga dengan paman beliau Abu Thalib yang hidupnya juga kekurangan. Bahkan anak-anak beliau jarang mendapati makanan yang cukup.
Tapi sejak beliau mengasuh Nabi Muhammad, keluarganya mendapat banyak keberkahan. Berkah makanan, tak pernah kekurangan, bahkan susu satu gelas, setelah diminum oleh Muhammad, bertambah banyak dan mengenyangkan seluruh anggota keluarga itu.
Keajaiban lain, Muhammad kecil selalu rapi, meskipun bangun tidur. Padahal, anak-anak Abu Thalib yang menempati rumah dan tempat tidur yang sama mengalami kondisi yang jauh berbeda.
Tutur Syeikh Mahmud al-Mishri, “Anak-anak Abu Thalib acak-acakan, rambut mereka awut-awutan, dan mata mereka penuh kotoran.”
Sangat berbeda dengan Muhammad kecil yang, “Ia bangun tidur dalam kondisi sangat rapi. Rambutnya tersisir dan berminyak, matanya bersih dan bercelak.”
Masya Allah.
Membicarakan Rasulullah sungguh membuat haru hati. Kemuliaan dan keagungannya membuat kita tak bosan untuk selalu mengulang dan mengulang kembali ceritanya.
Semoga Allah mempersatukan kita dengan beliau di surgaNya. Aamiin.

********************
Tulisan ini memenangkan lomba menulis yang diadakan oleh influencer Khairrubi Noor.
Berikut komentar dari Khairubbi Noor
PENGUMUMAN PEMENANG LOMBA MENULIS
And the winner goes to Akhma Neli.
Selamat ya... Mohon segera kirimkan nomor rekening via messenger, anda berhak mendapat hadiah uang tunai sebesar Rp400.000 seperti yang telah dijanjikan.
Kenapa tulisannya layak menjadi pemenang? Berikut penilaian dari juri (gue sendiri):
1. Dari segi tata bahasa dan cara penulisan, sungguh enak dibaca. Penulis membagi tulisan kedalam beberapa paragraf, sehingga mudah untuk dibaca dan ditelaah. Penggunaan tanda baca dan pemilihan kata-katanya juga bisa dibilang sangat baik. Penulis membuka tulisannya dengan penggalan surat Al Ahzab, sebagai pedoman untuk merangkai kata selanjutnya.
2. Dari sejarah hidup baginda Nabi Muhammad SAW yang panjang, penulis fokus pada satu hal, yaitu menyoroti humanisme kehidupan Rasulullah. Gue terkesima saat penulis menceritakan candaan antara Ali bin Abi Thalib dan Muhammad SAW tentang biji kurma. Seketika melunturkan stigma yang masih melekat dibanyak benak ummat Islam. Kehidupan Nabi Muhammad SAW ternyata tak melulu dihiasi dengan dakwah dan perang, namun juga canda dan tawa bersama para sahabat. Sungguh sebuah suri tauladan yang wajib ditiru oleh ummat Islam saat ini.
3. Kadang gue jenuh dengan banyaknya opini dan tulisan serius tentang Islam, analisa politik, sosial dan ekonomi yang beredar di media sosial. Membaca sisi humanisme Nabi Muhammad SAW berhasil membuat gue tersenyum. Sungguh masih banyak kisah kehidupan Rasulullah yang belum gue ketahui. Ternyata ditengah kesibukannya dalam berdakwah dan mempertahankan diri dari serangan musuh, beliau juga masih sempat bersenda gurau, berniaga, menjalin romansa dengan istri-istrinya.
Tulisan seperti inilah yang perlu dibaca oleh banyak orang. Membuka wawasan sekaligus membuat kita merindukan sosok Nabi Muhammad SAW.
Ada saatnya beliau serius.
Ada saatnya beliau romantis.
Ada saatnya beliau bercanda.
Ada saatnya beliau bersedih, berduka cita.
Ada saatnya juga beliau memimpin pasukan, menghunus pedang kearah lawan.
Tak lupa gue ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah ikut berpartisipasi. Bukti bahwa ghirah dan rasa cinta ummat Islam kepada baginda Rasulullah tak cuma sekedar ucapan, namun bisa dituangkan kedalam tulisan. (BZH)

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.