Tumbuh Kembang Karawang Bersama Galuh Mas




Suatu malam di tahun 2003, suami menyampaikan bahwa kami sekeluarga harus pindah ke Karawang karena beliau dipindahtugaskan oleh kantornya ke sana. Terus terang, tak banyak yang saya tahu tentang kota kecil ini. Selain julukannya sebagai Kota Lumbung Padi, juga dari puisi Khairil Anwar “Antara Karawang-Bekasi” dan selebihnya… saya tidak tahu apa-apa lagi.

Karena si sulung kami sudah mendaftar di suatu TK di kota domisili kami yaitu di Bogor, maka kepindahan kami ditunda. Hanya suami saja yang bolak-balik Karawang-Bogor. Akhirnya, pertengahan tahun 2007 kami baru bisa pindah ke Karawang.

Benar saja, kota Karawang hanyalah sebuah kota kabupaten yang kecil. Pembangunan hanya terpusat di daerah seputaran kantor Pemerintah Daerah. Selebihnya seperti tak ada denyut nadi pembangunan. Kalau dilihat jarak dari Jakarta jaraknya cukup dekat, sekitar 50 km, apalagi dari Bekasi hanya 30 km, tapi perbedaannya dari segi infastruktur, pendidikan dan tempat hiburan, jauuuhhh…

Kalau kami butuh belanja yang lengkap, kami harus ke Jakarta atau Bekasi. Mau membeli baju distro, kami harus ke Bogor atau Bandung. Mau ke bioskop 21 atau XXI, kami ke Jakarta atau Lippo Cikarang. Mau ke toko buku yang terlengkap, kami harus ke Matraman, Jakarta. Anak-anak mau ke water boom, kami harus ke Cikarang atau Bogor. Pokoknya, kami harus keluar dari Karawang. Di samping merepotkan, biaya yang dikeluarkan juga cukup besar. Karena ada tambahan uang transport, uang tol dan makan-makan. Belum lagi, harus menunggu suami punya waktu untuk mengantarkan karena jaraknya yang cukup jauh bagiku untuk menyetir sendiri.

Makanya, ketika Galuh Mas memulai pembangunan di Karawang tahun 2007, yang ternyata tidak jauh dari tempat tinggalku, terbitlah harapan akan sebuah kota mandiri yang modern dan lengkap sehingga aku dan keluarga tidak perlu jauh-jauh melangkahkan kaki ke luar kota Karawang untuk sekedar belanja atau mencari hiburan pelepas rutinitas sekaligus juga bisa memperkuatkan bonding orang tua dan anak-anak.

Sebelum melangkah jauh, ada baiknya kita lihat sejenak kisah kota Karawang yang bertransformasi dari kota lumbung padi menjadi kota industri. Tak tanggung-tanggung kota industri terbesar se-Asia Tenggara.

Dengan sudah jenuhnya pembangunan di kota Jakarta, maka pemerintah melirik kota penyangga di sekitar Jakarta sebagai alternatif pembangunan di sektor industri. Maka mulailah pemerintah melirik kota Bekasi. Setelah kota Bekasi menjadi padat oleh industri dan pertumbuhan penduduk, maka diperlukan alternatif berikutnya. Terpilihlah daerah subur, kota Karawang yang memiliki luas daerah sekitar 1.737,30 km (sumber: www.karawangkab.go.id).

Saat ini ada tujuh buah kawasan industri besar yang di bangun di Karawang yaitu, kawasan industri Indotaisei, kawasan industri Karawang Indah Industrial Complex (KIIC), kawasan industri Mitra Karawang, kawasan industri PT. Timor Putra Nasional, kawasan industri Kujang Cikampek, kawasan Industri Surya Cipta, dan kawasan industri Karawang Jawa Barat Industrial Estate (KJIE). Luas kawasan industri ini mencapai 13.718 hektare atau 7,85 persen dari luas Karawang, sehingga menjadikannya sebagai kawasan industri terluas tak hanya di Indonesia tapi bahkan di Asia Tenggara.

Berdasarkan data dari situs Pemerintah Kabupaten Karawang, jumlah industri besar dan industri kecil hingga 2015 sebanyak 10.252 industri. Mencakup industri otomotif, elektronik, tekstil, baja, manufaktur, farmasi, dan lain-lain. Lebih dari 50 persennya merupakan penanaman modal asing (PMA).

Dengan ribuan industri yang padat karya tersebut, menyebabkan pertambahan penduduk yang cukup signafikan di Karawang. Data kependudukan Karawang, menunjukkan jumlah penduduk Karawang tahun 2003 adalah sebanyak 1.903.511. dan di tahun 2015 sudah berjumlah 2.273.579. Berarti terjadi pertambahan penduduk sebanyak 370.068 dalam kurun 12 tahun. Atau pertumbuhan jumlah penduduk Karawang sekitar 1,62 % per tahun.

Dan tentu saja mereka semua membutuhkan sandang, pangan, papan dan hiburan.

Kehadiran kaum urban kelas menengah ini tentu membutuhkan sandang, pangan, papan dan hiburan yang juga berkelas. Kebutuhan ini segera dipenuhi oleh PT. Galuh Citarum. Dengan mengusung konsep kota yang terintegrasi, maka dikembangkanlah pusat hunian Galuh Mas  di atas lahan seluas 180 Ha sejak 2007. Lokasinya pun sangat strategis, yakni di pusat kota Karawang dan hanya perlu 8 menit menuju exit tol Karawang Barat serta 9 menit menuju kawasan industri.

Dalam waktu singkat komplek hunian itu pertumbuhannya kian pesat. Sarana sosial seperti rumah sakit, tempat ibadah, sekolah dan tempat hiburan berdiri. Begitu pula sarana umum. Taman- taman hijau menghiasi komplek pemukiman, dan jalur hijau serta jalan - jalan beraspal mulus semakin memanjakan masyarakat Karawang.

Pedestrian di depan Festive Walk Mall

Hingga saat ini, Galuh Mas telah memiliki 11 cluster hunian, 11 ruko, dan 1 proyek housing yakni Rukost (Rumah Kost). Sebelas buah cluster hunian landed housing Galuh Mas yaitu cluster Court Yard, City View, Grand Mediterania, Gardenia Park, Metropolis, May Flower, New Victorian, Pesona Mediterania, Victorian Residence, Primrose, dan River Garden.

Sebelas ruko yang juga berfungsi sebagai hunian commercial Galuh Mas yaitu Ruko Court Yard, Ruko Grand Plaza, Ruko Arcadia, Ruko Emporium, Ruko Terraz, Ruko Primerose, Ruko Emerald Hill, Ruko Broadway, Ruko Mediterania, Ruko City Walk, Pasar Bersih Karawang, dan Ruko Street Festival.

Dan proyek housing Galuh Mas adalah Rukost. Rukost ini dibangun dengan konsep rumah kos. Suatu konsep yang terbilang baru di industri properti, khususnya di Karawang. Dapat dikatakan bahwa Galuh Mas Karawang adalah pusat hunian yang menjadi pioneer konsep hunian baru ini. Saat ini Rukost merupakan proyek andalan Galuh Mas saat ini.

Sebelas (11) cluster hunian, 11 ruko, dan 1 housing, benar-benar bisa memenuhi kebutuhan masyarakat Karawang akan perumahan yang berkelas dan nyaman. Terbukti dengan laris manisnya setiap hunian.

Suatu sudut di Seberang SPBU Galuh Mas

Selain hunian yang nyaman, Galuh Mas juga dilengkapi dengan fasilitas komersil yang terintegrasi dalam satu kawasan yang disebut dengan Central Business Park (CBP). CBP berada di jantung kota mandiri Galuh Mas Karawang dengan luas sekitar 20 ha. Di dalamnya terdapat empat proyek komersil besar milik Galuh Mas Karawang.

Proyek komersil besar pertama di Galuh Mas Karawang adalah Karawang Central Plaza (KCP). Pusat belanja dan gaya hidup masyarakat Karawang  ini dibangun sejak tahun 2012 di atas lahan 3,8 ha dengan luas bangunan 25ribu m2.

Karawang Central Plaza dilihat dari arah KFC Galuh Mas

Yang kedua Technomart. Mall 3 lantai ini menyediakan beragam kebutuhan hobi, otomotif, perlengkapan teknik, industri, elektronik, dan furniture. Mall ini resmi dibuka pada Februari 2015. Technomart juga dilengkapi oleh area test drive seluas 2,2 ha yang selain digunakan sebagai tempat uji coba kendaraan baru, juga akan menjadi lokasi acara atau event promo berskala nasional, resmi dibuka sejak November 2014.

Techno Mart di malam hari

Fasilitas komersil yang ketiga adalah Hotel Mercure. Hotel berbintang empat yang terdiri dari 12 lantai, hasil kerja sama Galuh Mas dengan grup Accor yang mengatur manajemen operasional hotel. Hotel ini resmi beroperasi pada Oktober 2015. Hotel ini menjawab kebutuhan para business trip yang sering melakukan perjalanan bisnis ke Karawang. Tapi tak sedikit pula diisi oleh keluarga yang ingin bersantai. Saya memiliki teman yang tinggal di Cluster Court Yard, yang setiap libur sekolah bahkan kadang juga di waktu weekend, selalu menginap di hotel Mercure ini. Padahal jarak rumahnya dengan Hotel Mercure ini hanya sepelemparan batu. Tapi kalau sudah cinta, ape nak di katee… hehehee. 😍😍

Hotel Mercure di malam hari dilihat dari Mall Festive Walk

Memang, hotel Mercure yang cozy, membuat jatuh cinta siapa saja. Termasuk para karyawan berbagai perusahaan yang lebih memilih rapat kerja di salah satu dari 7 ruang meeting di business area yang terdapat di lantai mezanine Hotel Mercure ini.

Fasilitas komersil yang keempat, mall Festive Walk. Festive Walk Mall, yang merupakan pusat gaya hidup, resmi beroperasi pada Desember 2015. Di sini aneka hiburan, kuliner dan belanja terlengkap di Karawang, tersedia. Bahkan pertama kalinya bioskop sekelas 21 hadir di Karawang, ada di sini yaitu yaitu CGV Blitz. Benar-benar memanjakan.

Festive Wall Mall di lihat dari taman

Selain itu Galuh Mas Karawang menghadirkan wahana hiburan keluarga yaitu Wonderland Adventure Waterpark. Waterpark berukuran 3 Ha ini telah hadir di Galuh Mas sejak Juni 2014.

Wonderland Anventure

Bahkan toko buku terbesar di Indonesia yaitu Gramedia, juga hadir di sini. Dengan gedung 3 lantai, toko Gramedia hadir persis di sebelah Mall Festival Walk. Kehadiran Gramedia ini disambut dengan sangat gembira oleh masyarakat Karawang, termasuk keluargaku yang sangat suka membaca. Dan khususnya buat putri sulungku yang saat ini duduk di kelas 2 SMA. Sedari pembangunan gedung Gramedia ini di mulai, sudah ia nantikan dengan antusias. Dan yang lebih membuatnya gembira, dua buah buku karyanya yang diterbitkan oleh Penerbit Mizan Bandung, turut nangkring di salah satu rak Gramedia. Ya…dia adalah penulis remaja yang sudah menerbitkan 4 buah buku.

Toko buku Gramedia

Putri sulungku, Annisa Muthia dengan buku karyanya di depan salah satu rak di Gramedia Karawang

Setelah hampir 11 tahun saya di Karawang, seiring dengan pembangunan yang dilakukan oleh Galuh Mas, sungguh, saya melihat suatu loncatan perubahan yang sangat signifikan bagi kota Karawang, khususnya daerah Teluk Jambetimur, Karawang. Dari hanya hamparan tanah tak beraturan, kosong, sekarang menjelma menjadi perumahan yang indah tertata apik, deretan pusat perbelanjaan dan hiburan yang membuat warganya tak perlu lagi keluar kota, pusat bisnis yang memberi peluang bagi warganya untuk ikut terlibat sebagai pelaku bisnis dan bisa menambah pendapatan, juga pusat bisnis ini banyak menyerap tenaga kerja dari warga sekitar.

Sebuah kawasan yang sepi dan tidak bergairah, telah disulap oleh PT. Galuh Citarum menjadi kota modern yang indah, maju dan menjadi pusat bisnis dimana uang selalu berputar.

Alhamdulillaah….saya ikut menjadi saksi bagaimana perubahan kota Karawang dari sebuah kota kabupaten kecil yang tidak diperhitungkan menjadi sebuah kota industri yang modern dan nyaman yang mulai diperhitungkan di Indonesia maupun Asia. Dan Galuh Mas, punya andil yang sangat besar membuat perubahan itu. 



Taman Galuh Mas

*Catatan

Semua foto yang ditampilkan adalah hasil jepretan penulis.

Tulisan ini saya ikut sertakan dalam perlombaan Blog Cometition yang diselenggarakan oleh Galuh Mas Karawang dan berhasil meraih juara Favorite





2 comments:

Powered by Blogger.