#6 Napak Tilas Muhammad Al Fatih



Paginya, kami akan berkunjung ke mesjid Abu Ayyub Al-Ansari. Sepanjang perjalanan menuju masjid Abu Ayyub Al-Ansari, di pinggir pantai laut Marmara kita dapat melihat sisa-sisa benteng Konstantinopel yang masih tegak dengan kokohnya. Sebagian sudah hilang dan sudah berubah menjadi rumah-rumah penduduk.





Mari kita sedikit refreshing memori tentang Abu Ayyub Al-Ansari, sahabat Rasulullah.
Ketika Rasulullah berhijrah ke Madinah, banyak sahabat yang menawarkan rumahnya untuk ditinggali Rasulullah. Tapi Rasulullah menyerahkan keputusan kepada untanya. Dimana untanya berhenti, disitulah ia menginap.
Unta Rasulullah berhenti di tanah anak yatim. Kemudian Rasulullah bertanya, siapa yang rumahnya paling dekat dg tanah anak yatim itu.
Maka menjawablah Abu Ayyub Al-Ansari "Saya ya Rasulullah". Maka menginaplah Rasulullah di rumahnya selama 7 bulan.
Setelah Rasulullah meninggal, Abu Ayyub Al-Ansari berusaha mewujudkan hadits Rasulullah, "Kelak Konstantinopel akan ditaklukkan oleh kaum muslimin. Sebaik-baik pemimpin adalah pemimpinnya dan sebaik-baik pasukan adalah pasukannya."
Tapi sayang, beliau dan pasukannya gagal menaklukan Konstantinopel. Dan beliau meninggal di dalam pertempuran itu. Sebelum wafat beliau berpesan, "Makamkan aku di dekat benteng Konstantinopel. Agar ketika Konstantinopel ditaklukan, aku bisa mendengarnya dari kuburanku."
Sungguh, basah mata ini, sebegitu kuat hasrat Abu Ayyub Al-Ansari akan penaklukan Kota Kontantinopel di tangan kaum muslimin. Sebegitu yakin beliau bahwa perkataan Rasullah adalah kebenaran.


Sebelum Sultan Muhammad Al Fatih menaklukkan Konstantinopel, beliau menyuruh pasukannya mencari kuburan Abu Ayyub Al-Ansari yg berada di luar benteng Konstantinopel. Kuburan Abu Ayyub Al-Ansari ditemukan dlm keadaan terlantar. Kemudian kuburan itu mereka bersihkan dan mereka rapikan.

Kelak, setelah beliau berhasil menaklukkan Kota Konstantinopel, Sultan Mehmed II membangun Masjid Ayyub Al-Ansari di dekat makam beliau di tahun 1458. Sebuah penghormatan yang tinggi dr seorang Sultan Turki terhadap Sahabat Rasulullah yang pernah berusaha menaklukkan kota Konstantinopel.


Sampai sekarang masjid Ayyub Al-Ansari selalu diziarahi oleh anak2 muda Turki yg akan menikah dan anak2 laki2 yg akan disunat. Sedangkan para wisatawan yg berkunjung ke sini hanyalah wisatawan muslim.
Makam Abu Ayyub Al-Ansari dengan masjidnya hanya dipisahkan oleh sebuah taman kecil berpagar. Di dalam bangun tempat makam Abu Ayyub Al-Ansari, ada lagi ruang kecil berpagar dan di situlah makam Abu Ayyub Al-Ansari.



Ketika Muthi bertanya-tanya tentang makam ini kepada petugasnya dalam bahasa Inggris, entah karena senang ada yang bertanya (karena dari kami masuk, tak ada yang bertanya) kami semua diberi hadiah. Yg perempuan (Muthi, Alyssa, saya) diberi tasbih sedangkan Sayyid diberi buku yasin. Alhamdulillah...😍
Dari makam Abu Ayyub Al-Ansari kami menuju museum panorama 1453.
Museum Panorama 1453 ini terletak tak jauh dari Topkapi Palace. Museum Panorama 1453 adalah sebuah museum untuk mengenang pertempuran menaklukkan Kontantinipel yang dipimpin langsung oleh Sultan Mehmed II atau Muhammad Al Fatih. Lokasi museumnya didirikan persis di lokasi pertempuran.


Refresh lagi sedikit tentang pertempuran ini ya..
Kota Konstantinopel pada abad pertengahan merupakan kota terbesar dan termakmur di Eropa. Dan dikelilingi benteng dan tembok sepanjang 2 km. Benteng konstantinopel ini terletak di teluk Tanduk Emas yang berhadapan langsung dengan Laut Marmara.
Di teluk ini pasukan Romawi memasang rantai besi panjang yang tersembunyi di bawah laut. Begitu kapal lawan mendekati benteng mereka, mereka tunggu sampai berada persis di atas rantai. Kemudian rantai itu mereka tarik sampai membentang lurus. Sehingga hancurlah kapal itu berkeping-keping.
Sultan Mehmed II setelah beberapa kali tak berhasil menembus teluk itu, maka ia memiliki ide "gila" yang tak pernah terpikirkn oleh orang lain sebelumnya.
Ia menarik kapal-kapal perangnya naik mendaki gunung Galata. Gunung, pren... !! Kebayang gak, kapal mendaki gunung di jaman th 1453. Belum ada crane. Belum ada helikopter. Benar-benar ditarik dengan tenaga roti. Alias tangan-tangan manusia.

Ia dan pasukannya menarik 70 kapal perang tersebut melintasi gunung yang penuh dengan pepohonan, dalam tempo SATU MALAM. Mereka menarik kapal dengan bantuan gelondongan kayu supaya kapal itu lebih mudah ditarik. Dan meluncurkannya kembali ke teluk di balik rantai besi itu. (foto ilustrasinya terlampir)

Dan tanggal 22 April 1453, ketika fajar menyingsing di Konstantinopel, penduduk konstantinopel kaget bukan kepalang mendapati kapal-kapal Sultan Mehmed II sudah berada di dalam laut mereka. Mereka berkata, "Sultan Mehmed II sudah merubah daratan menjadi lautan". Rontoklah kepercayaan diri mereka. Terbayang kekalahan sudah di depan mata.
Setelah pertempuran dahsyat selama 1 bulan, akhirnya tgl 29 Mei 1453 kota Konstantinopel jatuh ke tangan kaum muslimin. Persis seperti sabda Rasulullah.

Hadits Rasullah 'pemimpin yg terbaik adalah pemimpin yg menaklukkannya. Pasukan yg terbaik adalah pasukan yg menaklukkannya' memang tergambar di pribadi sang Sultan dan pasukannya. Sultan Mehmed II tak pernah meninggalkan sholat wajib, sholat tahajud dan sholat rawatib sejak ia aqil baliq.
Sejak kecil beliau yang telah menyelesaikan hafalan Alquran 30 juz, mempelajari hadits-hadits, memahami ilmu fikih, belajar matematika, ilmu falak, dan strategi perang. Sultan Mehmed II juga menguasai 6 bahasa yaitu Arab, Turki, Persia, Ibrani, Latin, dan Yunani.
Sedangkan pasukannya pasukannya tak pernah meninggalkan sholat sejak akil baliq. Dan setengahnya tak pernah meninggalkan sholat tahajud. Woow...banget ya? Susah nyarinya di jaman sekarang.
Dan setelah penaklukan itu Sultan Mehmed II (Mehmed bahasa Turki, artinya Muhammad) mendapat gelar Muhammad Al Fatih (Muhammad sang penakluk).
Kembali ke museum Panorama 1453. Museum ini memiliki 2 bagian. Bagian pertama terdiri dari 2 lantai layaknya museum-museum lainnya, memajang lukisan, patung dan keterangan-keterangan tentang peristiwa tersebut.
Bagian ke 2 adalah bagian terepik dari museum ini. Sebuah bangunan setengah bola dg diameter sepanjang 38 m. Lukisan mural 3 dimensi ini dikerjakan oleh 8 pelukis terpilih yang dikerjakan selama 3 tahun. Luas area yang dilukis adalah sepanjang 2.350 m². Dan menghabiskan dana sebanyak $ 5 juta. Dan diresmikan 31 Januari 2009.
Berada di museum 3D dg atap berbentuk setengah lingkaran dengan lukisan mural 360° ini, kita seakan-akan berada di lokasi pertempuran. Kita berada di pusat lingkaran. Dan area sekitarnya adalah area pertempuran. Area pertempuran terasa begitu luas dan langit terasa jauh. Apalagi di tambahi dengan suara pertempuran dan mars perang. Kita jadi tau dimana posisi Sultan Mehmed dan pasukannya. Dan dimana posisi benteng Konstantinopel.





Berkunjung ke sini, sungguh terasa luar biasa. Perjuangan umat Islam dalam menegakkan Islam sedemikian beratnya. Sementara surga yg kita rindukan, sama. Mereka meraih tiket ke surga dengan darah dan nyawa. Sementara kita sholat saja, masih sering telat dan lalai. Betapa malunya hati ini. Tak terasa air mata melelh di sini.... 😢😢
Tiket masuk ke museum ini adalah 75 Lira atau sekitar 225.000 per orang. Kalau kami masuk ke museum ini gratis. Karena dibayarin biro travel. 😁😁 Canda... Ding. Kami bayarnya sudah masuk ke dalam paket umroh. 😀😀
Waah....sudah terlalu panjang ternyata cerita.
Bersambung yak...
tangan sdh pegel ini. 😀😀🙏🙏
Maket Museum Panorama 1453





0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

Powered by Blogger.