Tiga hari di Turki, tentu tak cukup menjelajahi negeri indah yg sarat dg sejarah Islam.
Tapi tiga hari, cukuplah untuk mendapatkan pengalaman yg sangat berkesan tentang negeri yg terletak di dua benua ini.
Jadi apa kesimpulan selama tiga hari itu?
Tak ada manusia jelek di sini.
Wkkwkkk....
Kesimpulan yang jauh panggang dr api.
Tapi sueerr....saya tak ketemu manusia jelek di sini. Kalau boleh mengukur fisik, sungguh mereka sebaik-baik gen manusia. Ras Asia rasa Eropa. Putih, tinggi, hidung mancung, cantik-cantik-cantik atau tampan-tampan.
Dan yg mengherankan, kucing-kucing liarnya pun seakan memiliki gen-gen bagus mirip-mirip ras Anggora atau Persia. Berbadan besar, berbulu panjang, dan cantik-cantik.
Anak-anakku pada gemes dengan kucing liar mereka. Serasa ingin di bawa pulang.
"Karungin satu, bu", kata Alyssa.
Dan kucing-kucing liar ini, rata-rata jinak. Mau dibelai dan digendong. Walau satu dua ada juga yang galak.
Kucing di sini seakan-akan boleh hidup bebas. Tapi kalau anjing, rata-rata sudah dikebiri atau divaksin. Terlihat di daun telinganya terpasang semacam chip berwarna biru menandakan ia sudah divaksin (rabies) atau sudah dikebiri. Jadi aman kalau mereka berkeliaran. Tapi populasi anjing liar di sini sangat sedikit.
*****
Di foto ini, adalah dua kucing yg berbeda. Kucing yg digendong Alyssa adalah yg ingin dia karungin. Manis sekali bukan?
0 comments:
Post a Comment