Oleh-Oleh Dari Yang Survival

 


Memandang foto-fotonya, cantik banget ya?
Indah, adem, segar khasnya surga alam Indonesia. Membuat jiwa kemping pun meronta-ronta. 😂😂
Ingat umur mak.... 😅😅
Kita tak akan kuat.
Umur segini mah, cocoknya camping cantik.
Bukan survival.
Tenda udah dibikinin, toilet dekat, alat bakar-bakaran sudah disediakan, selimut stand by. Ada yg jual bakso dekat tenda.
iya kan....? iya kan ?? ya iya lah... 🤣🤣
Kalau anak2 ini mah beda. Mereka memang ditempa.





Banyangin...
hari pertama mereka masih berada di low ground. Malamnya sdh dihajar angin kencang, hujan air dan hujan es. Pasak bivak tercerabut. Untung bivak masih terikat kencang ke pohon. Kemampuan tali temali mereka, oke punya ternyata.
Kemudian mereka berlindung sebagian ke masjid, sebagian ke tenda2 guru. Baju basah, jaket basah. Untung baju cadangan tersimpan aman di dalam carrier. Bagian dalam carrier sdh dilapisi kantong plastik trashbin. Dan setiap 1 set baju, dimasukin ke dalam kantong plastik tersendiri. Insya Allah super duper aman.



Hari ke dua,
jam 9 baru menuju area survival. Menurunin lembah, menyeberangi sungai dan naik ke gunung. Sampai lokasi jam 1. Dirikan bivak.
Jam 5 bongkar bivak, moving ke area survival berikutnya. Menuruni lembah dan mendaki lagi menuju lokasi. Dirikan bivak. Dan bermalam di sini.
"Kita mendirikan bivak diberi waktu 10 menit. Siapa yang telat maka akan dipindahkan lokasi ke yg lebih tinggi. Wah itu kita kerja keras cepet-cepatan bikin bivak, bu. Jangan sampai telat."
"Waktu bongkar bivak, kita cuma dikasih waktu 5 menit. Alhamdulillah Icha bisa selesai dalam waktu 4 menit. Pertama selesai."
Dia ingat waktu survival pertama kelas 7, kelompok dia yg paling terakhir membongkar bivak.
Sekarang, survival kelas 9, dimana survival dilakukan sendiri-sendiri, dia berhasil memperbaiki kemampuannya.
"Bivak kita berjarak 5 meter dengan bivak teman."
"Takut g?"
"Awalnya takut. Takut tiba-tiba ada setan nongol. Lama-lama ketiduran juga," katanya. 😁😁



Memang tak dipungkiri, gunung itu selain rumah bagi flora dan fauna, juga rumah bagi makhluk Allah yg tak kasat mata. Oleh karena itu, pembimbing mereka selalu mengingatkan ketika mereka akan berpindah lokasi,
"Istighfar sepanjang jalan. Jangan ada yang bengong,"
Alhamdulillah, sepanjang survival ini tak ada kejadian aneh. Hujan dan angin yang menerpa itu adalah sedikit ujian mental dalam menghadapi alam dari Allah untuk mereka. Kalau tak ada hujan dan angin, tentu survival mereka akan aman-aman saja. Tapi dengan sedikit latihan dari Allah, mereka jadi terlatih untuk bergerak cepat, praktis dan fokus penyelamatan.
Masya Allah...indah nian karuniamu ya Allah.❤️
Dan masih banyak cerita si uncu yg tak sanggup saya ketik. Lebih 1 jam gaes, sambung bersambung ceritanya. Dan semua seru. 😃💪
Jazakumullah khairan, buat pak guru, bu guru, tim medis dan pendamping. Sudah memberikan ilmu, mengajarkan bertahan hidup dg kondisi pas-pasan, mengajarkan kesabaran dan ketangguhan, dan menggoreskan kenangan indah yang takkan terlupakan seumur hidup.
Tak ada sekolah macam begini. 😍
Hanya Sekolah Alam

Pengalaman Kelas 9





********

Story of Basic Survival SmpAlam Karawang
Memang membahagiakan apabila bisa mengALAMi sehingga memiliki pengALAMan.
Konon menurut penelitian, yg mengalami shg berpengalaman, ilmunya akan menempel ke otak 80% lebih kuat dibanding dg yg melihat saja, apalagi yg membaca saja.
Karena dg mengalami, maka otaknya lebih banyak terstimulus.
Tapi, anak2 mana peduli dg penelitian. Bagi mereka, pergi berpetualang bersama teman2 dan guru, ke suatu daerah baru adalah tantangan dan kegembiraan. Biarlah urusan nilai menilai, manfaat bermanfaat, urusan org dewasa. 😁
Urusan mereka menjalani. Paket komplit dg suka dan dukanya.
Lihatlah pengalaman mereka.
"Hari pertama, kami bagi tugas. Dua orang membangun bivak, dua orang menggali parit mengelilingi bivak. Parit ini penting, spy klu hujan turun, airnya tak masuk ke dlm tenda. Tp mengalir ke parit.
Setelah selesai bikin bivak dan masih mengerjakan parit, ternyata hujan turun. Saking derasnya air hujan, bivak kami bocor. Bahkan air dr luar meluap masuk ke dlm tenda. Akhirnya kami terpaksa tidur di barak."
⚡⚡💧💧😢😢
Hari kedua saat Basic Survival I (lokasi berbeda dg hari pertama), setelah bangun bivak, bikin parit, kami menaburi garam di sekeliling parit agar tak ada ular yg masuk ke dlm tenda. Baru aja selesai menabur garam, eeh... hujan turun lagi. Untung tak lebat. Sehingga bisa tidur dlm bivak ."
Pengalaman yg kurang menyenangkan tp itu pengalaman yg menguatkan dan memandirikan. Dan insya Allah pengalaman kerja samanya sdh tertanam di hati.
Ketika di sekolah, mereka diajari menentukan arah kiblat dg melihat lumut di batu. Ternyata di lapangan, mereka pandai mengimplementasikannya ke benda lain.
"Di sebelah bivak Alyssa ada pohon yg berlumut. Terus kami perhatikan lumutnya di sebelah mana, dan yg tak berlumutnya di sebelah mana. Yg tak berlumut, berarti sinar matahari dari sana. Tinggal geser 25 derajat ke kanan, maka itulah arah kiblat."
Woowww....ilmu ini. Apalagi emak belum pernah ke hutan. Klu hutan beton sih pernah. Tinggal lihat aplikasi kiblat di HP, selesai. Klu HP mati, tinggal lihat di langit2 kamar hotel, biasanya ada panah penunjuk kiblat 😁😁
Kemudian mereka sekelompok, berusaha menghemat perbekalan yg dibawa, ubi, beras, telur dan sarden. Agar cukup.
Kalau tak cukup, maka mereka diajari mengenali tumbuhan yg beracun dan yg tidak beracun. Agar tak salah makan ketika bertahan hidup.
"Tumbuhan beracun itu punya 4 ciri.
1. Daunnya berbulu.
2. Getahnya warna putih susu
3. Berbau menyengat
4. Warna mencolok,"
Terangnya panjang lebar.
"Kalau yg boleh di makan, cirinya seperti apa?"
"Ya...yang tidak memiliki 4 ciri itulah." jawabnya tangkas.
Owwhh....good...good. 😁 (y) (y)
Terus, nyobain g, tumbuhan hutan yg bisa dimakan?
"Enggak. Kami sgt menghemat makanan biar g nyobain tumbuhan hutan."
Hahaa... Dasar bocah. 😂😂😂
Dan sampai malam, tak henti ia bercerita pengalaman survival ke gunung. Excited dg mulut berasap karena dinginnya udara malam di gunung. Excited dg dinginnya air gunung. Dan lain-lain.
Sungguh pengalaman yg mengesankan.
Kita tunggu pengalaman Basic Suvival 2 di kelas 8 nanti. Insya Allah.
Jazakumullah khairan buat semua fasilitator. Atas semua ilmu, pendampingan dan pengalaman berharga ini.

Pengalaman Kelas 7
😀🙏🙏❤









0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.