Me, dulu vs sekarang

 


Dulu muda vs tua? yess... 💪
Dulu cantik vs jelek? nooo....😁😁
Kemarin sepanjang jalan antara Anyer - Karawang, eeh...bukan antara Anyer dan Jakarta ya? Walau sama-sama ada cinta di antaranya. Tapi ini adalah cinta ibu dan anak yang takkan lekang dimakan waktu. eaaa...😍
Sepanjang pergi si ayah yg nyetir. kadang pulangnya gantiannya dg saya. Tapi kemarin, pas pulang, saya duduk manis disebelah nak bujang yang nyetir.
Dulu, kalau saya yang nyetir, sepanjang jalan, biasanya saya yang ngoceh, bercerita banyak hal kepada anak-anak. Mereka antusias mendengar. Dan seakan takjub dengan hal yang saya bicarakan.
"Gitu ya bu?"
"Emang bener bu?"
"Oooh...."
Serasa saya yang paling hebat. Serasa saya yang paling cerdas. Serasa saya adalah sumber ilmu. SubhanAllah.
Sekarang, masa jaya berakhir gaeesss...
Sekarang, saya yang banyak diam. Nak bujang dan kakaknya yang banyak bicara. Semua yang mereka bicarakan membuat saya takjub. Saya antusias. Banyak hal yang saya tak tau.
"Ibu tau g dengan bilangan kaprekar?"
"Enggak". jawabku.
Siap-siap karena yang disampaikan si bujang biasanya adalah ilmu. Sama dengan si Uni.
"Bilangan kaprekar ini ditemukan oleh ilmuwan matematika dari India yang bernama Kaprekar.
Suatu bilangan unik, yang apabila dia diurutkan dari angka terbesar sampai terkecil kemudian dikurangi dengan bilangan tersebut tapi yang diurutkan dari angka terkecil sampai terbesar, maka hasilnya adalah bilangan itu sendiri.
contoh angka 6174
diurutkan dari bilangan terbesar 7641
diurutkan dari bilangan terkecil 1467
maka 7641 - 1467 = 6174 "
Saya terpesona.
"Ibu tau g bilangan sempurna? Dan di bawah 1000, bilangan sempurna itu hanya ada 3 buah. yaitu 6, 28 dan 496"
Waah...saya yang penggemar matematika kok g tau ya?
"Bilangan sempurna itu adalah, apabila seluruh bilangan FPB nya dijumlahkan kecuali bilangan itu sendiri, maka nilainya adalah bilangan itu sendiri.
"Contoh angka 6.
Bilangan FPB nya adalah 1,2,3 dan 6.
jumlahkan 1+2+3 = 6
28 FPB nya adalah 1, 2, 4, 7, 14, 28
1 + 2 + 4 + 7 + 14 = 28 "
Pembicaraan seru berlanjut dan bergantian antara si bujang dan si uni, kakaknya. Rasanya jarak antara Anyer dan Karawang selama 3 jam terasa sangat singkat.
Si bujang juga cerita pilihan jurusan yang ingin dia ambil ketika kuliah nanti. Apa pilihan utama dan apa jurusan cadangan. Universitas apa yang hendak dia pilih. Dan dia jelaskan berbagai macam pertimbangannya.
Kembali saya takjub. Pertimbangan yg dia sampaikan sangat masuk akal dan bagus. Tak ada yang perlu kami sanggah. Kami hanya perlu merestui dan mendo'akan. Semoga apa yang dia cita-citakan dimudahkan Allah dan tercapai.
Saya bangga dengan pemikirannya yang sudah pandai membuat sebuah keputusan dengan berbagai sudut pertimbangan. Karena salah satu tujuan pendidikan adalah membentuk kemandirian.
Tapi...
sekaligus ada sedikit rasa sedih di hati. Terselip rasa 'Post Power Sindrom'
Dari yang dulunya super power atas anak-anak. Apa-apa kita yang memberi saran dan memutuskan. Apa-apa kita lah tempat mereka bertanya. Sekarang mereka sudah pandai menimbang plus minusnya dan sudah pandai memutuskan sendiri. Sekarang yang mereka butuhkan dari kita orang tuanya adalah ridho, supports dan do'a .
Di antara bahagia ada sedikit gerimis.
Tapi itulah sunnatullah.
Mereka makin dewasa. Ketergantungannya kepada kita semakin jauh berkurang. Dan tak lama lagi mereka akan membuat kehidupannya sendiri dengan keluarga kecilnya.
Semoga saat itu tiba, kita adalah orang tua yang bahagia. Melihat mereka meniti kehidupan mereka sendiri, mandiri, sholih sholihah, bahagia dan sesuai dengan syariah Allah.
Semoga apa yang sudah kita tanam sedari mereka kecil, keteladan, pondasi agama yang kuat, kasih sayang dalam takaran yang pas, menuntun mereka untuk hidup dalam ridho Allah.
Karawang, 18 Oktober 2021

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.