Saya Prihatin....

 



Bukan hendak menirukan ucapan ngetop pak SBY ketika jadi presiden.


Tapi saya merasa sangat prihatin dengan kejadian yang berkelindan akhir-akhir ini. Terutama masalah moral.


Prihatin, melihat seorang artis yang keluar penjara karena melakukan  pelecehan seksual kepada anak di bawah umur (sejenis lagi), bukannya kena sanksi sosial dari masyarakat, malah di sambut bak pahlawan menang perang. Lengkap dengan kalungan bunga dan diarak naik mobil mewah.


Begitu juga dulu ada artis yang di penjara karena kasus video pornonya. Kebebasannya juga disambut dengan gegap gempita oleh pendukungnya dan tak lama kemudian kembali eksis di dunia hiburan.


Tak jauh beda dengan artis yang belum lama ini bermasalah dengan video mesumnya. Publik heboh. Setelah itu? Si artis kembali nyinden lagi di televisi.


Seakan-akan tak ada apa-apa. Seakan-akan itu adalah hal yang biasa.


Betapa permisifnya kita dengan tindakan asusila. seakan-akan tindakan asusila itu hanya ibarat anak balita yg berkata "kamu beg*". Terus kita ngomel dan setelah itu biasa lagi.


Apalagi sikap permisif seakan-akan difasilitasi oleh media televisi dan KPI. Mereka dengan mudahnya wellcome back dan diberi panggung.


Televisi memberi panggung. Dan KPI membiarkan. 


Kadang berharap banyak dengan KPI. Tapi sudahlah, di KPI sendiri ada tindakan asusila yang juga dibiarkan sehingga berlangsung bertahun-tahun.


Dengan lingkungan permisif begini, tanpa ada sanksi sosial, bisa jadi anak-anak kita akan menganggap tindakan asusila itu adalah dosa kecil, kesalahan biasa. Tak perlu diributin. Masing-masing aja. Hak azazi masing-masing. 


Padahal kita umat beragama. Mayoritas Islam. Dimana hukum pezina dan gay, jelas dan berat.


Di Korea saja, sanksi sosial bagi artis yang ketahuan selingkuh adalah mati karirnya. Si pelaku akan dipecat oleh agencynya. Dan tidak akan di terima oleh agency mana pun. 


Si pelaku biasanya akan minta maaf ke publik dan kemudian menghilang dari jagad hiburan yang sudah membesarkan namanya.


Ternyata publik Korea saja, lebih bermoral.


Di Indonesia, tak ada sanksi sosial. Bahkan ketika ada seruan boikot terhadap si artis pelaku pelecehan seksual tersebut, malah ramai-ramai dibela, 


"Jangan mematikan mata pencaharian orang".


Duuh...baik hati bener rakyat Indonesia ini. 


Kenapa g sekalian aja, semua penjahat tak usah di penjara, karena itu mematikan mata pencahariannya?


Padahal...apabila si artis diberi sanksi sosial setelah hukuman pidana, maka itu akan menjadi shock terapi bagi si artis (pelaku) dan masyarakat lain agar tidak berperilaku seperti itu.


Saya prihatin...

benar-benar prihatin atas penurunan akhlak dan akal sehat sebagian masyarakat Indonesia.

😢😢😢

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.