Hari ini tanggal 26 Agustus 2018, kami berkesempatan menonton pertandingan cabang olahraga Panahan di Asian Games 2018 di Jakarta. sebuah momen yang langka bagi kami. Karena Asian Games ini mampir ke Indonesia setelah 56 tahun berlalu. Asian Games yang pertama kali diselenggarakan di Indonesia tahun 1962. Waktu itu, jelas saya belum lahir. Asian Games yang kedua yang di selenggarakan oleh Indonesia adalah tahun ini, di saat saya sudah berumur 46 tahun. Dan Asian Games yang ketiga nanti yang diselenggarakan Indonesia, hampir bisa dipastikan saya sudah meninggal. hehee...
Tidak ada masalah dengan pertandingannya. Acara berlangsung seru. Walaupun di pertandingan yang saya saksikan, tim beregu putra dan putri Indonesia kalah dari regu India dan Korea.
Tapi yang jadi masalah adalah perilaku sebagian besar masyarakat Indonesia.
Sepulang dari Gelora Bung Karno, kami mampir ke rest area km 39 buat sholat Asyar. Begitu keluar mobil, saya melihat seorang bapak membuka kaca jendela mobil dan tuing...selembar tisupun dia campakkan ke jalan.
Hati ini suka kesal kalau melihat orang buang sampah ke jalan dari jendela mobil. Beli mobil mampu, masak beli tong sampah untuk di mobil tidak mampu?
Akhirnya saya dekati mobil si bapak.
Me : Pak, jangan buang sampah ke jalan dong!
Mr.X : hallaah...cuma tisu.
Me : tetap itu sampah. Dan jalan ini bukan tempat sampah.
Mr.X : terus dibuang dimana bu?
(pertanyaan konyol kan? )
Me: buang di mobil bapak. Nanti sesampai di rumah, buang ke tong sampah di rumah bapak. Atau beli tong sampah untuk di mobil bapak.
Mr.X : iya buk....iya buk..
Tadipun di venue panahan, yang boleh jualan di area ini hanya pihak sponsor. Untuk minuman hanya ada 2 stand. Satu stand air mineral dan satu lagi stand es krim. Di depan stand air mineral, terlihat bersih dan rapi sedangkan stand es krim, subhanallah....alangkah banyaknya sampah bungkus es krim berserakan. Setelah pertandingan dimulai, pembeli mulai sepi, si penjaga stand marah-marah karena perilaku pembeli yang tak mau buang sampah ke tempatnya. Padahal jarak stand es krim dengan tong sampah hanya sekitar 3m. Dan tong sampah itu pasti mereka lewati untuk masuk ke area pertandingan.
Kalau dipikir, emang bikin jengkel prilaku sebagian (besar) masyarakat Indonesia yg masih minim kesadaran akan kebersihan lingkungan.
Mungkin ini terkait dengan pendidikan usia dini di negara ini. Dimana sebagian besar masih mementingkan membaca, menulis dan berhitung. Pembinaan akhlak hanya alakadarnya di sela-sela pelajaran utama itu.
Kebersihan hanya jadi pengetahuan bukan perilaku.
Tadi selama pertandingan, saya menyaksikan bagaimana karyawan Toyota (PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia) Karawang, memperhatikan masalah kebersihan ini. Meskipun di tribun penonton sudah disediakan 2 kantong plastik besar tempat sampah oleh panitia, para karyawan ini masih memasang beberapa tempat sampah plastik besar di beberapa tempat. Dan ketika pulang, mereka melakukan operasi bersih dengan memunguti sampah-sampah yang ditinggalkan para pengunjung (yang bukan dari Toyota). Sehingga tribun penonton saat ditinggalkan, bersih dan kinclong dari sampah. Karakter bersih sdh tertanam di sanubari mereka.
Ups....apa karena mereka perusahaan PMA Jepang ya?
Tapi kebersihan lingkungan ini memang sangat penting. Saya tau, ada seseorang yang rumahnya sangat rapi dan bersih. Tapi ketika pergi dengan mobil bagusnya, dia masih seenaknya buka jendela dan buang sampah ke jalan. Jadi kebersihan hanya untuk dirinya dan keluarganya. Belum lingkungannya.
Ayolah....kita mulai dari diri dan keluarga kita untuk menjaga kebersihan lingkungan. Ahh...ini sebenarnya nasehat buat diri sendiri.
0 comments:
Post a Comment