Keahlian Mendasar


Ini adalah cerita sebulan yang lalu ketika si gadis pulang ke rumah. Setiap bulan ia memang boleh pulang ke rumah dan menginap selama 1 malam saja. Nama programnya adalah pesiar. Setiap pulang, selalu saja ada cerita baru oleh-oleh si gadis. Kali ini tentang pengamatan dia terhadap teman-temannya selama satu setengah tahun di asrama.
Memang, sekamar dengan 11 orang teman lainnya, ada banyak hal yg bisa ia amati dan ia pelajari. Dengan berbagai macam latar belakang keluarga tentu menghasilkan karakter yg berbeda-beda. Juga kemampuan yg berbeda pula.
Yang menjadi bahan analisa baginya adalah masalah keperempuanan. Ada teman yang sangat sigap dalam segala hal tapi ada pula yg kurang sigap bahkan tidak bisa sama sekali dalam urusan keperempuanan. Ini menjadi keprihatinannya.
Dan dari pengamatannya maka ia susunlah keahlian dasar yang harus di miliki oleh seorang perempuan.
Ada 4 keahlian dasar yang wajib dimiliki:

1. Harus bisa masak nasi dan telur.
Sang ayah langsung mengernyitkan keningnya. "Kok cuma telur?". Namanya juga keahlian mendasar. Minimal bisa makan. Kalau bisa masak rendang itu mah sudah expert. 
Hihiii....benar juga. 😁


2. Harus bisa beli pulsa.
Beli pulsa? Kami langsung ngakak mendengarnya. Tapi dia punya argumen. Selama pulsa ada, bisa mengatasi kesepian, bisa minta pertolongan, bisa googling resep masakan dan lain-lain.
Ada seorang temannya yang tidak pernah beli pulsa sama sekali karena selalu ditransfer sang ibu. Qadarullah, sang ibu meninggal. Sehinnga ia kelimpungan karena tak tahu cara beli pulsa.


3. Harus bisa naik angkot atau bawa kendaraan.
Banyak teman-temannya yang belum pernah naik angkot sama sekali, sehingga tak tau cara naik angkot dan takut naik angkot. Sementara bawa kendaraan sendiri juga tidak bisa. Sehingga ketika ada keperluan mendadak, mati gaya. Dan akhirnya cenderung menyusahkan. Dia pun cerita kenangan 'dipaksa' naik angkot oleh saya ketika kelas 2 SMP. Jadi masalah "perangkotan" dan "perkendaraan" ini wajib hukumnya.


4. Harus bisa membersihkan rumah dan cuci piring.
Nah, ini sangat penting. Naik angkot buat beli bahan makanan bisa, masak bisa, beli pulsa buat googling resep bisa, tapi rumah awut-awutan dan bak cuci piring berantakan, tentu ini enggak banget. 
Dan di pesantren keahlian ini sangat penting ketika dapat giliran piket. Akan banyak mata yang melotot ketika kita tidak rapi menyapu dan membersihkan kamar.


Ketika sang ayah bertanya bagaimana dengan keahlian menjahit? Ternyata itu tidak termasuk keahlian mendasar baginya. Kita masih bisa hidup ketika baju atau celana robek sedikit. Atau bisa beli yang baru. Kan sudah bisa naik angkot 😅
Mengenai keahlian menjahit khususnya pakaian robek, ternyata ia sering dimintai tolong temannya untuk menjahitkan baju robek, celana robek, jilbab robek bahkan tas robek. Dan temannya akan membelikannya cilok seharga 2000 perak sebagai ucapan terima kasih. 😂😂
Ya...keahlian mendasar hasil pengamatannya boleh juga. Minimal buat saya, bisa jadi pertimbangan untuk membekali adik perempuannya. Terutama, masalah perangkotan. 
Makasih sayang....😍😍


*****
Sedikit tambahan ketika saya pertama kali 'memaksa'nya belajar naik angkot. Dengan wajah memelas, dia berkata, "ibu ngg khawatir kalau Muthi nanti diculik di angkot?" 
Hehee....pilihan kata-katanya benar-benar melorotkan semangat emaknya. 😁😁

Tapi tugas kita adalah mempersiapkan mereka untuk berpisah dengan kita. Bukan menyelesaikan semua persoalan mereka.
Kita tidak tau, sampai kapan kita akan selalu sehat dan kuat untuk mereka? Sampai kapan kita akan selalu siap antar jaga buat mereka?


Pasti tak akan lama. Mau tak mau, masa perpisahan pasti akan datang. Mari kita persiapkan masa itu. (nasehat buat diri sendiri)

💪💪

Karawang, 26 Mei 2019
hf💪


0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.