Pajak Progresif untuk Jawa Barat



Sedikit sharing kejadian pagi ini.
Pagi ini sy pergi ke Subang hendak menjemput si gadis yg baru pulang dari Malang setelah 10 hari pemantapan bahasa Inggris di kampung Inggris Malang, bersama teman-teman  angkatannya, kelas XI, Assyifa Boarding School, Subang.
Begitu keluar pintu tol Subang, ternyata ada operasi Zebra. Saya pede abis. Pakai seat belt, surat-surat lengkap, dan mobil dalam kondisi fit.
Ehh...taunya saya kena semprit juga. Disuruh minggir sama pakpol. Hati dag dig dug. Apa lagi yg salah?
Ketika pakpol memeriksa surat-surat, ternyata pajak mobil tahun ini belum saya bayar. Jatuh tempo 28 Maret. Sekarang sdh 19 April. Alamaak....saya dan suami kok bisa lupa? 
Tapi kemudian saya protes. "pajak mobil bukan urusan polisi, kan pak?"
Si pakpol, mungkin karena ego, bilang begini. "Kita kerjasama dg pemda bu. Bisa saja nanti ibu kami tilang, karena terlambat bayar pajak."

Halaaah...mana mungkin. Tidak ada tilang lalu lintas atas keterlambatan bayar pajak.
Akhirnya, saya diminta ke tenda tempat orang-orang pemda berada.
Di situ saya protes, bahwa urusan pajak, bukan urusan polisi. Dan saya tidak bisa ditilang. Ngomongnya agak keras lagi...

Pegawai pemda kemudian bilang, bahwa saya tidak di tilang hanya diminta bayar pajak. Lha....mana mungkin saya bayar pajak saat itu. Saya ke Subang niat jemput anak bukan buat bayar pajak. Mustahil saya bawa uang jutaan.
Akhirnya mereka mempersilahkan saya bayar pajak di Karawang. Ketika mereka mengecek berapa pajak mobil saya, mereka terkejut karena pajaknya terlalu tinggi untuk kategori mobil saya.
Waktu saya bilang ini mobil kedua, serentak mereka bilang, 
"Oo...kena pajak progresif." 
"Kenapa tidak atas nama ibu mobil yang satunya?"
"Bukannya percuma, pak? Meskipun nama pemiliknya berbeda tapi satu alamat, tetap kena pajak progresif?" tanya saya.
"Itu Jakarta bu. Meskipun namanya berbeda tapi alamat sama, maka akan dihitung sebagai yg kedua dan seterusnya. Sehingga kena pajak progresif. Tapi kalau Jawa Barat berbeda. Meskipun alamatnya sama tapi nama pemiliknya berbeda (atas nama suami, atas nama istri, atas nama anak), maka mobilnya tetap dianggap mobil pertama. Jadi tidak kena pajak progresif."

Ohhh...saya melongo. Berbeda toh??
"Lumayan lho bu...selisihnya. Mobil ibu ini kalau kena pajak progresif, pajaknya 5,4 juta. Tapi kalau dibaliknamakan ke ibu, sehingga jadi mobil pertama, pajaknya hanya 3,6 jt."
Itu mah bukan lumayan lagi. Uang segitu bisa buat beli bensin + tiket feri buat satu kali perjalanan mudik lebaran ke Padang.
Aduuh...saya jadi malu karena awalnya berkata agak keras kepada mereka, akibat illfeel sama si pakpol. Ternyata saya malah dapat pengetahuan yang bisa menghemat pengeluaran.
Moral of story. Jangan langsung emosi nanti jadi malu. ðŸ˜‚😂
Mudah-mudahan bagi teman-teman yg belum tahu tentang pajak progresif kendaraan di Jawa Barat, jadi tau.

****
Tulisan ini saya unggah di Facebook. Dan beberapa tanggapan dari teman, ternyata peraturan pajak progresif untuk daerah Jawa Barat, Jogjakarta dan Jawa Timur sama.

*****
Menulis untuk mengingat peristiwa.
Subang, 19 April 2018

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.