Menghidupkan Sunnah Rasulullah


Hari Rabu, pekan 1 sekolah, 2017

Sayyid, kelas 8 SM (sekolah menengah - penyebutan SMP di sekolah alam), pulang sekolah sambil ngomel2,
"Bu, Sayyid g mau lagi sekolah di sekolah alam."
"Oh....kenapa?", tanyaku.
"Masak, sekarang ada tidur siang, coba?", jawabnya dg emosi.
"Sayyid kan g suka tidur siang", tambahnya dg raut wajah masam.
Si adiknya yg baru kelas 5, langsung menimpali,
"Alyssa tadi tidur, Bu. Nyenyak", jawabnya.
Jadi ceritanya, di tahun ajaran ini, ada program baru di Sekolah Alam Karawang. Yaitu qoilulah atau tidur siang. Anak2 diberi waktu untuk tidur siang sejenak dari jam 11.15 sampai 11.45. Setelah itu bangun dan siap2 sholat dhuhur. Pada siswa SD, qoilulah lgsg dilaksanakan di pekan 1 sedangkan pada siswa SM pada pekan ke 2.
Tidur siang sejenak menjelang sholat dhuhur, bukan tanpa alasan. Tapi ini adalah melaksanakan Sunnah Rasulullah. Dulu kita, eh... maksudnya saya, mengira tidur siang yg baik itu setelah dhuhur. Dari jam 1 atau jam 2 sampai menjelang asyar. Ternyata, ketika tahun 2015 saat saya berhaji dan berkesempatan mengunjungi museum perjuangan Rasulullah di samping masjid Nabawi, di salah satu dindingnya tertampang tulisan yg besar tentang jadwal kegiatan harian Rasulullah dari bangun tidur sampai tidur kembali. Rasulullah tidur siang sebelum dhuhur dan bangun ketika Bilal mengumandangkan adzan dhuhur. 

Masya Allah, ternyata kita, eh...lagi2 saya maksudnya, salah. Sebagaimana salahnya pemahaman saya tentang buah2an. Mengira waktu terbaik untuk memakan buah2an adalah sesudah makan nasi. Padahal Rasulullah memakannya sebelum makan pati inti (karbohidrat dan protein). Dan beratus tahun kemudian penelitian medis membuktikan, saat terbaik memakan buah2an adalah seperti cara Rasulullah, sebelum makan nasi.
Kemudian kamipun terlibat diskusi singkat nan asyik tentang sunnah Rasulullah. Setiap Sunnah Rasulullah pasti mengandung kebaikan. Semisal Sunnah tentang anjuran berenang, memanah dan berkuda. Padahal kalau dipikir, bagaimana mungkin 1400 tahun yang lalu Rasulullah sudah menganjurkan berenang sementara beliau hidup di daerah yg tandus, minim air. Tapi ternyata, Masya Allah, sejarah membuktikan manfaat dari berenang sangatlah banyak. Saya sdh membuktikannya pada Sayyid dan Alyssa. (Sstt.....lain waktu saya ceritakan ttg hal ini).
Pekan ke 2 sekolah, 2017.
Dan....
Ketika hari pertama pelaksanan tidur siang di SM, saya lgsg bertanya kepada Sayyid ttg pengalaman qoilulahnya, sesaat ia pulang sekolah.
Dengan tersipu dia menjawab,
"Tadi Sayyid capek banget. Pas qoilulah Sayyid ketiduran."
Naaaahhh.....
Makanya jangan protes dulu. Ternyata bisa kan? 😁😁
Kadang, ada kalanya ketika kita menerapkan aturan di rumah, tidak bisa berjalan mulus. Tapi di sekolah, dengan bantuan guru dan suasana lingkungan (terutama teman2) yg kondusif, aturan itu bisa berjalan.
"Bu, katanya orang yg membiasakan tidur siang sejenak itu, cerdas2 ya?", tanyanya.
"Insya Allah", jawabku mantap.
Setiap Sunnah Rasulullah pasti mengandung kebaikan. Sekarang pilihan kita sebagai umat Rasulullah, adalah mengikuti dan menghidupkan sunnahnya atau meninggalkan sunnahnya.
Sungguh, nikmat Allah mana lagi yang kau dustakan?

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.