Setelah
tertunda setahun karena pandemi Covid 19, akhirnya Indonesia akan
menyelenggarakan PON XX di Papua pada tanggal 2-15 Oktober 2021. Sebuah even
yang ditunggu-tunggu oleh atlet dan penggemar olahraga se-Indonesia. Papua
berhasil menjadi penyelenggara PON XX setelah mengalahkan propinsi Bali dan
Aceh dalam voting pemilihan tuan rumah PON XX. Selamat ya Papua…
Papua
memang layak menjadi tuan rumah PON XX kali ini. Sebuah negri yang indah dengan
kekayaan alam dan buminya yang sangat luar biasa. Potensi wisatanya sangat
aduhai di mata dunia. Siapa sih yang tak kenal Raja Ampat, Taman Nasional
Cendrawasih, Danau Sentani, Lembah Baliem dan lain-lain? Belum lagi kekayaan
adat istiadatnya. Sungguh propinsi paling timur ini memang sangat menggoda.
Dan
pemilihan maskotnya juga sangat menarik. Kangpho dan Darwa. Berasal dari hewan Kanguru Pohon
(KangPho) Mantel Emas dan burung Cendrawasih (Drawa) yang merupakan satwa khas
dari Papua yang sangat dilindungi karena hampir punah. Siapa yang tak kenal
keindahan burung Cendrawasih ini? Juga Kanguru Pohon jenis mantel Emas? Ternyata
hewan Kanguru tidak hanya ada di Australia. Di Papua pun ada. Walau berbeda
jenisnya.
Bagi atlet, tentu PON ini merupakan ajang untuk
mengukur kemampuan dan meraih prestasi. Serta ajang untuk menambah saudara dari
seluruh tanah air. Dan bagi penggemar olahraga, PON ini adalah ajang untuk
mendapatkan tontonan bermutu. Pertandingan antar atlet-atlet hebat nasional.
Dan saksi atas prestasi anak bangsa serta saksi atas pecahnya rekor-rekor
nasional maupun tingkat Asia bahkan dunia.
Di Pekan Olahraga Nasional ini, semangat mendukung
daerah masing-masing akan menggelora. Tapi paradoksnya, bisa terjadi
kebingungan tentang siapa yang hendak didukung. Misalnya, saya berasal dari
propinsi Sumatera Barat. Tapi saya sekarang tinggal di propinsi Jawa Barat. Dan
apabila di babak final suatu cabang olahraga terjadi pertarungan antara atlet
dari Sumatera Barat dan Jawa Barat, sudah tentu saya akan bingung siapa yang
hendak saya dukung. Dua-duanya kucinta. Heheee… Sungguh seru!
Tapi semangat kedaerahan ini, otomatis berubah menjadi semangat
nasional ketika Indonesia yang bertanding melawan negara lain. Mau atletnya
dari daerah mana, tak peduli. Yang penting dukung Indonesia untuk menang. Dan ketika menang, itu adalah kemenangan bagi seluruh
rakyat Indonesia.
Sungguh,
pertandingan olahraga itu, merupakan semangat pemersatu anak bangsa.
Dari
jaman kecil, pertandingan olahraga PON adalah tontonan kesukaan aku dan ayah.
Di rumah hanya kami berdua penggemar olahraga.
Pertandingan favorit kami adalah badminton, voli dan atletik. Sedangkan
olahraga kesukaanku adalah renang dan ayahku sepakbola. Sehingga tak heran
kalau selama pertandingan favorit kami berlangsung, kami berdua berteriak heboh
memberikan dukungan kepada atlet yang berlaga, apalagi kalau yang bertanding
atlet daerah kami. Kadang terjadi analisa-analisa kecil antara aku dan ayah
terhadap suatu pertandingan. Dan dari beliau saya tau peraturan dari
masing-masing pertandingan olahraga.
Dulu
saya pernah bermimpi ingin ikut PON. Dalam impian saya, sebagai atlet, saya bisa
kemana-mana dibiayai oleh Pemda atau negara. Dan meraih medali. Alangkah senangnya.
Olah raga yang saya tekuni saat itu adalah renang. Atlet idola saya ketika itu
adalah Elvira Rossa Nasution, Lukman Niode dan Richard Sam Bera. Saya rajin
berlatih di klub dan pernah memenangkan salah satu even lomba renang di kota Padang.
Tapi karena sesuatu hal, impian itu saya harus saya pendam.
Saya masih ingat. Kalau saya hendak bertanding renang, latihannya
lebih intensif. Kalau biasanya latihannya hanya dua kali seminggu setiap sore,
maka kalau mau bertanding latihannya lima kali seminggu sehabis Subuh. Maka
dengan diantar ayah, di saat sebagian orang masih bergelung di kasur, saya
sudah berangkat ke kolam renang untuk berlatih. Kemudian ayah menjemput saya
kembali ke kolam renang jam 7 pagi untuk diantar ke sekolah. Baju renang basah
dan perlengkapan renang lainnya, tentu tak mungkin saya bawa ke sekolah. Ayahlah
yang membawanya ke kantor. Kemudian membawanya kembali pulang di sore hari. Tak
pernah beliau mengeluh ketika harus mengantar dan menjemput saya. Ahh...benar-benar
kenangan indah bersama almarhum ayah. Semoga beliau mendapat tempat terbaik
disisiNya. Aamiin…
Sekarang
saya sudah menikah. Tak ada satupun anak saya yang mewarisi bakat saya dalam
berenang. Tapi dua anak saya menyukai
cabang olahraga panahan. Yang laki-laki di kategori Compound dan adiknya,
perempuan, masih di kategori Standar Bow. Dan sayalah yang selalu mengantar
mereka latihan. Ternyata apa yang ayah lakukan dulu, menjadi teladan bagi saya
untuk mengantar anak-anak dalam melatih bakat mereka.
Sekarang
keduanya sudah mulai memiliki prestasi walau baru tingkat daerah (kabupaten). Tahun
ini si kakak baru saja tercatat sebagai atlet kabupaten Karawang, Jawa Barat. Dan
tiap bulan sudah mendapat uang saku dari Perpani Karawang. Tidak banyak tapi sangat lumayan
sebagai penyemangat.
Anak-anakku,
terutama si kakak, suka sekali mengikuti pertandingan panahan, baik tingkat
nasional maupun tingkat dunia lewat you tube. Melihat animonya yang besar
terhadap panahan, ketika Asean Games ke 18 tahun 2018 yang berlangsung di
Jakarta dulu, saya ajak mereka menonton langsung pertandingan panahan Asian Games.
Untuk pengayaan sekaligus motivasi buat mereka. Mereka bersungguh-sungguh
menyaksikan jalannya pertandingan. Ketika itu yang bertanding adalah tim putri compound
Indonesia melawan tim putri Iran. Dan berakhir dengan kekalahan tim putri Indonesia.
Tapi mereka sangat gembira bisa bertemu dan berfoto bersama dengan atlet-atlet nasional
panahan seperti Riau Ega Agatha, Diananda, Sri Ranti dan atlet panahan
Indonesia lainnya setelah pertandingan.
Sekarang,
seperti halnya saya, mereka pun menanti-nanti PON XX di Papua dengan semangat. Melihat
persiapan-persiapan PON XX di Instagram membuat gairah mereka ikut terbakar. Ingin
segera PON dimulai. Agar bisa menyaksikan pertandingan dari cabang olahraga
favorit mereka. Agar bisa menyaksikan atlet favorit mereka berlaga. Dan menunggu
kejutan dari atlet-atlet baru.
Apalagi
selama hampir dua tahun ini karena pandemi, semua perlombaan panahan
ditiadakan. Bahkan latihanpun tidak kontiniu. Karena ketika kasus covid
meninggi, latihan ditiadakan dan lapangan ditutup. Sehingga anak-anak sering
merasa kecewa. Maka even PON yang sebentar lagi akan berlangsung seperti oase
di padang pasir yang tandus. Ada tontonan yang membangkitkan adrenalin. Memicu semangat
untuk giat berlatih dan meraih prestasi. Tentu tak ada kesuksesan yang bisa
diraih tanpa kerja keras.
Kalaulah
ada rejeki, dan Covid ini berlalu, ingin rasanya saya membawa mereka ke Papua
untuk menyaksikan langsung PON XX Oktober nanti. Sehingga mereka bisa merasakan
aura pertandingan PON untuk menambah pengetahuan, pengalaman dan juga motivasi.
Serta bisa belajar dari atlet-atlet hebat tersebut.
Besar
harapan saya suatu saat nanti, mereka bisa berpartisipasi di ajang PON bahkan
dunia. Bisa merasakan serunya bertanding dengan rekan-rekan sejawat se-tanah
air. Dan kelak bisa membanggakan daerahnya dan negaranya.
Saya
yakin, di PON XX di Papua ini ‘Mentari Harapan Baru dari Timur’ akan bersinar
dengan gemerlap. Akan lahir atlet-atlet muda yang berprestasi. Pemuda-pemuda
optimis. Pemuda-pemuda disiplin. Pemuda-pemuda yang tau tujuan hidupnya.
Pemuda-pemuda yang tak lengah dengan masa mudanya. Masa muda yang sering
memperdayakan. Pemuda-pemuda yang mempersiapkan masa depannya gemilang. Sungguh,
mereka pemuda-pemuda harapan bangsa.
Do'a
kami, semoga PON XX Di Papua, sebuah propinsi paling timur Indonesia nan elok,
indah tiada tara, dapat berlangsung dengan sukses. Bertabur prestasi, tercipta
rekor-rekor nasional bahkan dunia dengan semangat "Torang Bisa".
Aamiin...
0 comments:
Post a Comment