Liburan



Tak terasa sudah 3 bulan saja si bujang sholih (aamiin...) di pesantren. Ujian mid semester sudah selesai. Dan saatnya libur seminggu. Horee..... 😁🎉🎉🎊
Maka hari ini acara penjemputan dibarengi dengan acara "Nengok Bareng".
Di Al Bayan ada tradisi "Nengok Bareng" satu kali dalam 1 semester. Sebuah acara silaturahim antar orang tua, juga dengan guru dan staff dan diakhiri dengan makan bareng.
Dalam sambutannya, pak Kepsek bercerita bahwa "pulang" adalah sesuatu yang istimewa bagi anak-anak. Anak-anak yang sholatnya sering terlambat, atau punya catatan perilaku minus lainnya, ada iqob (hukuman) berupa terlambat pulang untuk mengikuti kelas motivasi. Terlambat pulang bisa 14 jam sampai 20 jam, tergantung kesalahannya.
Seminggu sebelum pulang, Pak Kepsek mengumumkan bahwa bagi yang sering masbuq (terlambat sholat) ada kesempatan memperbaiki catatannya dengan melaksanakan kebaikan berupa sholat di shaf pertama.
Besoknya selama seminggu, shaf pertama langsung penuh oleh anak-anak dengan catatan masbuq. Mereka langsung menjaga waktu sholat.
"Pak, sholat di teras ini masih terhitung shaf pertama g?" tanya seorang santri yang tidak kebagian shaf pertama di dalam masjid.
"iya," jawab pak Kepsek.
Dan, seketika teras samping kiri dan kanan, penuuuuh...
"Pak, apalagi kebaikan yang bisa mengurangi catatan masbuq?" tanya seorang siswa yang sering masbuq.
"mabit di masjid", jawab pak kepsek.
Dan malamnya pak Kepsek menyaksikan ada beberapa anak yang zikir dan mengaji di masjid.
Masya Allah....
Demi "pulang", agar bisa berkumpul dengan keluarga yang dirindukannya, menikmati masakan bundanya yang lezat, tidur di kamarnya yang nyaman, mereka berusaha memperbaiki catatan buruk mereka.
Saya jadi terbayang kejadian kemarin. Karena Alyssa masih di rawat di rumah sakit, tadinya kami berencana tak menjemput Sayyid. Sayyid rencananya dititipkan saja ke salah satu orang tua murid yang menjemput.
Namanya emak, timbang sana timbang sini, kok rasanya g tega. Membayangkan hati si bujang yang masgul karena temannya dijemput orang tuanya, dia tidak. Orang bercanda ria, dia diam dalam kesendirian.
Saya jadi ingat tulisan ibu dari anak pesantren Husnul Khotimah yang meninggal karena ulah preman. Bahwa surganya anak adalah orang tuanya.
Betapa bahagianya mereka ketika dikunjungi orang tuanya ke pesatrennya. Betapa bahagianya mereka ketika bertemu orang tuanya. Betapa bahagianya mereka dijemput dan pulang bersama orang tua.
Ooh...emak langsung meleleh.
Langsung minta ijin ke ayahnya untuk besok menjemput si bujang. Alyssa dijaga ayah aja. Ayahpun mengijinkan.
Setelah dua kali menelpon di perjalanan, "Ibu sudah sampai mana?", akhirnya wajah sumringahnya pun menyambut saya di masjid sekolah.
Dengan wajah bahagia dia memberikan rapornya. Minta saya segera melihat. Tapi karena acara mau mulai, saya tunda melihat rapornya. Dan sepanjang acara, lanjut dengan konsultasi dengan wali kelas dan mentor, dua kali dia bertanya, "ibu sudah liat rapor Sayyid?"
Akhirnya saya baru bisa lihat rapornya dalam perjalanan pulang. Pantas saja dia sangat ingin saya melihat rapornya. Ada dua angka 100 tertera di sana. Dan catatan masbuqnya 0. 😄
Alhamdulillah, oase kenikmatan setelah ujian hati selama 3 hari ini.
Dan yg bikin hati sumringah adalah catatan dari wali kelas.
"Sayyid ini anaknya sangat unik, bunda. Dapat nilai jelek dia senyum, dapat nilai bagus dia senyum, saat susah dia senyum. Bahkan ketika mau ditegur, dia datang ke saya pun dengan senyum. Jadi g tega...."
Hahaa....orang tua kelas X-1 jadi tertawa semua. Bahkan mama Shiddiq di sebelah saya langsung berbisik, "saya paling senang liat foto sayyid. Selalu tersenyum."
Duuh.... Kebahagian kecil yg membuat hati emak jadi lapang.
Mari kita pulang, nak. Kita rehat dulu untuk kemudian berjuang kembali.😀😀💪💪

Karawang, 28 September 2019
#CurahanhatimakASA

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.