Assyifa
Festival atau lebih dikenal dengan nama Syifest, merupakan kegiatan eksternal
tahunan yang rutin diselenggarakan oleh SMAIT Assyifa Boarding School, Subang
Jawa Barat, sejak tahun 2012. Syifest berisi kompetisi olahraga, seni dan
ketrampilan antar pelajar tingkat SMP dan SMA sederajat. Di SMAIT Assyifa Boarding School
ini, keberadaan siswa putra dan putri terpisah, baik sekolah maupun asrama.
Sehingga dalam penyelenggaraan Syifest pun, mereka menyelenggarakannya secara
terpisah. Putra menyelenggarakan Syifest khusus buat putra dengan tema “Pewaris
Kejayaan Perintis Masa Depan”, sedangkan Putri menyelenggarakan Syifest khusus
buat putri dengan tema “Penoreh Tinta Emas Peradaban”. Kali ini saya hanya
membahas tentang Syifest Putri.
Menghadiri acara Assyifa
Festival Putri 2018, benar-benar dibuat terpesona. Dengan tema “Penoreh Tinta
Emas Peradaban”, mereka memperlihatkan kemampuan luar biasa dalam
menyelenggarakan sebuah event besar se-pulau Jawa selama 3 hari (2-4 Februari
2019). Total peserta adalah 665 orang yang berasal dari 60 SMP dan SMA se-pulau
Jawa. Mulai dari Jakarta sampai ke Jawa Timur, bahkan dari Bengkulu. Total hadiah
adalah sebesar 120 juta rupiah. Dan hebatnya, kegiatan Syifest Putri ini tidak memungut
biaya pendaftaran sama sekali, alias free. Bahkan free penginapan dan free
sarapan pagi untuk seluruh peserta. Luar biasa….
Pemangku
hajat acara ini adalah seluruh siswi kelas XI. Sebanyak 130 orang siswi kelas
XI, dan dibantu 10 orang siswi kelas X serta 6 orang siswi SMP Assyifa Boarding
School, semua bergerak di bawah komando Dahniar, siswi kelas XI IPS. Dalam kepanitiaan,
semua ditempatkan sesuai keahlian masing-masing. Misal, untuk menjadi panitia
dekorasi harus lolos seleksi.
Keseriusan
kerja mereka dari awal, sudah dapat dilihat dari cara mereka mempublikasikan
acara ini. Mereka membuat web khusus https://www.syifest-putri.com/ dan akun instagram https://www.instagram.com/officialsyifest/
. Di akun ini kita dapat menyaksikan buah karya mereka berupa sebuah film
teaser dan enam buah film trailer serta jingle Syifest. Semuanya mereka bikin
sendiri. Mulai dari cerita, shooting sampai editing. Lokasi shooting tidak
hanya terbatas di Subang tapi sampai ke Qatar. Bahkan sampai menyewa drone. Khusus
untuk jingle, lagunya diciptakan oleh Bunda Eneng Yulia, guru SMP Assyifa. Hasilnya?
Tidak ada yang menyangka kalau film-film itu besutan siswi pesantren kelas XI
di sebuah kota kecil, Subang. Bagi yang melihat, tentu akan mengira itu adalah
karya sutradara profesional.
Dan di hari H, dapat kita saksikan kerja keras tim dekorasi dalam menghias area acara. Tiang-tiang kayu yang artistik serta puluhan payung warna warni di udara menyambut para tamu yang hadir. Mural indah yang terpasang sepanjang pagar halaman, membuat banyak orang menyangka kalau itu adalah buatan vendor. Padahal itu adalah karya hand made tim dekorasi. Sebuah papan kesan yang panjang "what do you think about Syifest?" hadir menyapa setiap yang berkunjung untuk memberikan komentarnya atas acara yang penuh rasa persahabatan ini. Dan banyak petunjuk arah berupa lukisan Sang Putri Aurum, maskot acara ini, tertata dengan rapi dan indah.
Dan
selama hari H, mereka menunjukkan “kelasnya”. Meskipun mereka masih kelas XI, mereka bukan EO kelas ecek-ecek. Semua
panitia bekerja dengan cekatan, efektif dan terkoordinir. Tidak ada yang
crowded. Panitia acara mampu mengatur “lalu lintas” lomba dan acara hiburan
dengan baik. Sementara para LO (Liaison Officer) mampu mengatur sekolah yang
menjadi tanggung jawabnya. Satu orang LO bertanggung jawab mengurus satu
sekolah. LO ini akan membimbing sekolah yang menjadi tanggung jawabnya, mulai
dari menyediakan fasilitas, menjembatani antara peserta dengan panitia,
mengurus penginapan dan lain sebagainya yang dibutuhkan oleh sekolah itu selama
kegiatan Syifest berlangsung.
Acara
hiburan pun mereka kemas dengan menarik. Dengan menggunakan panggung super
panjang, para guest star bisa tampil maksimal. Guest star ini ada yang lokal
dan ada yang tingkat nasional seperti penampilan siswi SMAIT Assyifa Boarding
School, Ust. Farhan Muhammad, Wirda Masyur, Bilqis Khairunnisa (hafidzhah
pemegang 6 sanad), stand up comedi Arafah Rianti, bunda Maimon Herawati, dan
grup Nasyid Shoutul Harokah. Bahkan di hari terakhir, mereka sukses melakukan
penggalangan dana untuk Palestina. Total sumbangan yang terkumpul lebih dari
300 juta rupiah. Wwooww….
Benar-benar
angkat topi dengan kerja keras mereka, pemudi harapan bangsa. Persiapan Syifest
yang mereka lakukan, berkejar-kejaran dengan kesibukan sekolah, tugas sekolah,
tugas hafalan dan lainnya. Tapi tekad untuk memberikan yang terbaik bahwa
Syifest ini bukan hanya sekedar lomba, tapi juga tempat menimba ilmu, dan ajang
silaturahim pemudi muslimah penerus bangsa, membuat mereka memberikan effort
lebih dan menahan segala letih dan lelah. Serta selalu memohon pertolongan
Allah. Mendekati hari H, mereka selalu sholat hajat dan membaca surat Al Fath. Dan
tak lupa adalah bimbingan guru-guru mereka. Yang juga membantu sekuat tenaga
agar acara ini sukses dan berkah.
Dan
dengan hasil karya ini, mereka telah menorehkan tinta emas peradaban. Inilah
Syifest terkeren dan terbesar dalam 5 tahun terakhir penyelenggaraan Syifest di
SMAIT Assyifa Boarding School, Jawa Barat. Barakallahu buat semuanya
Dan akhirul kalam, anakku Annisa Muthi kelas XI IPA 3 turut mengambil sedikit peran. Yaitu sebagai tim publikasi, MC lomba LKTI dan panitia lomba Quick and Smart. Barakallahu juga untukmu nak sayang....
0 comments:
Post a Comment